Chick and Soup Berdendang Tentang Sore

Chick and Soup Berdendang Tentang Sore

By: Karel

Chick and Soup merupakan trio yang berbasis di Yogyakarta. Band ini mengusung aliran folk-pop dengan format akustik. Chick and Soup yang beranggotakan Gusti Arirang (vokal), Margareta Danastri (Pianika), dan Nikolas Nino (gitar) telah meramaikan skema musik folk maupun pop Yogyakarta sejak terbentuk tahun 2012. “Favorite Afternoon” adalah single pertama dari mereka yang dirilis pada bulan April 2015. Single ini diproduseri oleh Djaduk Ferianto dan direkam di Kua Etnika Recording Studio.

Karya ini muncul sebagai hasil kontemplasi-reflektif Chick and Soup tentang waktu sore yang terkenal sangat mendamaikan. Lagu ini bercerita tentang sepasang kekasih yang suka menikmati setiap sore di teras rumah bersama dengan teh dan langit yang jingga sebagai tanda matahari akan segera tenggelam. Hal ini sangat dekat, sederhana, dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Lagu ini mengingatkan kita terhadap budaya atau kultur minum teh di sore hari yang sering kali dianggap sebagai budaya milik asing atau luar negeri. Banyak yang mengatakan bahwa budaya minum teh di sore hari adalah milik kelompok elit bangsa-bangsa Eropa. Padahal, jika dilihat dari konteks keadaan alamnya pada zaman dahulu, tanaman teh tidak memungkinkan tumbuh di Eropa. Oleh karena itu, minum teh menjadi kultur yang bersifat elit, meskipun sesungguhnya di Indonesia, orang yang menikmati teh tidak harus dari kalangan elit. Siapapun berhak minum dan menyuguhkan teh, bahkan teh justru menjadi suguhan yang umum. Bayangkan saja, seberapa sering kita diberi suguhan teh sewaktu sedang bertamu di rumah orang? Seberapa sering kita melihat orang memesan teh untuk minum saat di warung makan

Lagu yang liriknya dibuat dalam bahasa Inggris ini berusaha mengangkat lokalitas dalam balutan cerita kehidupan sehari-hari yang romantis. Lokalitas ditunjukkan dalam pemilihan bahasa Inggris sebagai bahasa liriknya. Melalui lirik bahasa Inggris ini “Favorite Afternoon” ingin mengatakan bahwa anak muda dalam konteks Indonesia adalah bagian dari anak muda di dunia global. Penggunaan bahasa Inggris adalah respon positif terhadap “bersatunya” anak muda Indonesia khususnya Yogyakarta sebagai bagian dari masyarakat Internasional. Kritik terhadap istilah ‘go international’ juga secara tersirat ditunjukkan lewat penggunaan lirik berbahasa Inggris dalam lagu ini.

 

Contact:

https://www.facebook.com/chickandsoup

https://www.twitter.com/cikensoup

https://soundcloud.com/chickandsoup

https://www.youtube.com/channel/UC76qKUWoz1pg2B7Zdaa3lmQ

Foto: Chick and Soup Docs.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner