Band Hardcore Taring Siap Uji “Taring” di Pengadilan Musik

Band Hardcore Taring Siap Uji “Taring” di Pengadilan Musik

Merilis dua album penuh Nazar Palagan (2014) dan Orkestrasi Kontra Senyap (2016) yang mendapat banyak pujian dari fans musik hardcore dan media musik, sepertinya tak perlu banyak kalimat lagi untuk menunjukkan kualitas musik band hardcore asal Bandung, Taring. Layaknya band hardcore musik mereka menampilkan kesolidan style hardcore punk 1990-an ala Indecision, Sworn Enemy, Throwdown, dan Sick of it All yang bakal meramaikan kembali pergerakan musik hardcore di Kota Bandung – atau bahkan di Indonesia.

Tak perlu waktu lama selepas kesuksesan album pertama Nazar Palagan yang dirilis pada 2014, Taring yang terdiri dari Hardy Nyangnyang (vokal), Angga (gitar), dan Gebeg (drum) memilih untuk kembali masuk dapur rekaman dan menghabiskan waktu sekitar 9 bulan sampai akhirnya mereka merilis album sophomore Orkestrasi Kontra Senyap pada Oktober 2016 lalu.

Ada beberapa hal menarik lainnya jika menyimak karya terbaru dari Taring. Mereka masih konsisten menyuarakan fenomena sosial politik dengan kelugasan bahasa Indonesia yang tajam dan penuh metaforik seperti judul lagu “Toleransi”, “Kontra Kebisuan”, “Senja di Atas Payung Hitam”, “Adil Nihil”, dan lainnya lagi. Album mereka juga diproduseri oleh salah satu gitaris metal kenamaan Indonesia yaitu Agung dari band Burgerkill yang memberikan sentuhan mautnya dalam karya-karya Taring sehingga lebih progresif seperti pada hantaman drum yang menderu hingga elemen-elemen sound gitar yang seperti “meminjam” dari Soundgarden dan Alice In Chains.

Taring yang dianggap sebagai “supergrup” karena di-isi oleh wajah-wajah lama dalam sebuah band yang relatif baru memiliki karir yang cepat melesat. Panggung demi panggung baik dalam maupun luar kota mereka jajal satu per satu. Pengalaman para personil yang telah memakan asam garam di beberapa band sebelumnya (Power Punk, Homogenic, Billfold, Outright, Asia Minor, dll) membuat mereka lebih mudah dikenal dengan beban dan tanggung jawab yang teramat besar. Kumpulan para “rockstar” ini tentu perlu dipertanyakan: Bagaimana mereka mampu meredam ego yang teramat besar dan langgeng dalam mempertanggungjawabkan karya mereka kepada pendengar musiknya?

Pengadilan Musik yang akan diselenggarakan di Kantin Nasion The Panas Dalam, Jalan Ambon No 8 A, Bandung, pada 23 Desember pukul 19.00 akan mencoba menelaah proses berkarya dan kreativitas dari Taring. Menyemat sebagai band hardcore yang mumpuni tentu semua itu harus dipertanggungjawabkan secara layak. Taring harus membuktikan “taring”-nya bahwa mereka memang layak menyandang sebagai band hardcore terbaik di Indonesia.  Untuk itu jangan lewatkan bagaimana Pengadilan Musik kali ini akan menyidangkan Taring sebagai terdakwa yang patut kita dengar nota pembelaan mereka jika masih mau menyandang segala kehebatan mengenai Taring. Kalau tidak, berarti itu semua hanyalah mitos semata layaknya band supergrup yang mudah hilang jejaknya. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner