An Intimacy Vol. 7, Suguhan Intim Sehabis Hujan

An Intimacy Vol. 7, Suguhan Intim Sehabis Hujan

By: Bobby Agung Prasetyo

Gerimis mengundang, baiklah. Tapi jika setelahnya menjadi hujan besar, agak riskan juga. Bukannya tak mensyukuri, namun hal tersebut sedikit menjadi kendala di gelaran An Intimacy vol. 7. Ya, acara kolektif musik besutan Monsterstress Recs, Lou Belle Shop, Fast Forward Recs, dan KMF Unpad Komunitas Musik Fikom (KMF) Unpad ini, kembali dilaksanakan secara elegan, intim, dan istimewa di halaman belakang Lou Belle Shop, Jln. Setiabudi No. 56, Bandung, pada Jumat (27/3) kemarin.

An Intimacy Vol. 7 ini tak seperti sebelumnya yang dilangsungkan di dalam Lou Belle Shop, melainkan halaman belakangnya. Hal tersebut membuat venue menjadi cukup basah, namun tetap intim karena digelarnya banner yang berfungsi sebagai alas untuk duduk. Pembawaan dua MC yang terkadang garing namun tetap interaktif, turut mengakrabkan penonton yang ada sehingga tak membosankan. Dimulai sekira ba’da maghrib, acara berslogankan “Marching The Movement” ini konon dibuka oleh fashion show sebuah produk.

Beberapa waktu dipakai untuk mengkondisikan venue, akhirnya MC membuka acara. Tak lama, naiklah empat pemuda beserta pembawaannya yang kalem bernama Pipepole. Santai pembawaan, namun tak santai dalam mempertunjukkan kepiawaiannya mengganaskan venue. Sajian nan apik beserta bebunyian efek gitar yang cukup noise adanya, sukses Oki dan Tendi tampilkan. Gebukan drum nan menjanjikan dari Riski, ia derukan atas nama rock alternatif. Meigy sang bassist, tak lupa, menawarkan cabikan empat senar yang ‘bulat’ dan tegas.

Tak sampai situ, panggung lantas kembali diliarkan oleh trio Alan, Mufti, dan Rama, dalam Lamebrain. Geliat musik rock dekade 60-70an, dicampur dengan kedamaian hakiki ala psikadelik, menjadi identitas para pria yang sungguh hiperaktif di panggung ini. Jika saya pernah menulis tentang fenomena hippies lokal di Indonesia, mungkin bisa dibilang trio ini adalah pujaan kaum-kaum komunal tersebut. Kesimpulannya, Alan cs adalah karakter yang mungkin akan (bahkan segera) menjadi idola dengan aksi panggung dan lagunya yang patut diacungi jempol, tak luput—lewat perkataan MC—dengan groupiesnya yang cantik-cantik.

Panggung kecil dengan atap tenda yang putih, tak lantas membuat penonton menjadi kesulitan untuk melihatnya. Bagaimana jadinya, jika malah pengisi musiknya yang bejibun? Setelah Pipepole yang cuma empat, lantas Lamebrain yang begitu iritnya yakni tiga orang, kini masuklah Good Morning Breakfast (GMB). Terindikasi menggilai band-band Britpop era 90-an seperti The Charlatans, Shed Seven, Ride, hingga The Bluetones, GMB membawakan musiknya dengan penuh penjiwaan; terbukti dengan dibawanya bola sepak ke atas panggung yang sampai beres penampilan musiknya, tak diapa-apakan. Mungkin ingin lebih menunjukkan kultur Inggris beserta sepak bolanya yang kick n’ rush. Overall, GMB buat diri saya berdecak kagum.

Intim, intim, dan intim, itulah yang An Intimacy tawarkan—tentu saja. Selain adanya food tenant beserta produk lain yang dijajakan, MC-nya pun hangat menyapa dan mengajak penonton berbicara. Sampai disitu, tibalah penampil terakhir yang mungkin banyak dinanti Ya, tak lain dan tak bukan adalah Pandai Besi. Jika sebelumnya GMB berjumlah enam personil, kini Pandai Besi menyuguhkan delapan. Ya, panggung yang kecil tersebut bagaikan kamar kos dengan isinya yang overload. Hal tersebut terlihat cukup unik, namun tetap keren. Tembang-tembang lawas dari Efek Rumah Kaca yang digubah menjadi lebih post rock, kelam, dan panjang, cukup membuat diri ini—yang notabenenya lebih menyukai versi Efek Rumah Kaca—termenung lama. Penonton dibuat sing along, tersenyum ceria, dengan aksi Monik cs yang ekspresif. Akhir kata, An Intimacy vol. 7 kembali sukses digelar dengan kekurangan dan kelebihan yang tersaji. Konser sempat ditutup oleh MC, dengan ajakan untuk mendatangi hedon-hedon ala after party An Intimacy di daerah Braga. Wow, lucu juga. Mari kita tunggu An Intimacy dengan volume-volume yang selanjutnya.

Foto: Bobby Agung Prasetyo

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner