Adu Skill Para Gitaris Lintas Genre Dalam Super Guitars Indonesia

Adu Skill Para Gitaris Lintas Genre Dalam Super Guitars Indonesia

Beberapa waktu yang lalu pencinta musik di Indonesia, khususnya di Bandung sangat dimanjakan dengan digelarnya Super Guitarist Indonesia. Acara ini digelar di Sasana Budaya Ganesa Bandung, Rabu (16/4/14) lalu. Konsep yang dihadirkan Super Guitarist Indonesia ini sendiri adalah dengan menggabungkan beberapa gitaris ternama Indonesia kedalam satu panggung.

Gate untuk stage utama dibuka pada pukul 19.30. Tetapi pengunjung yang sudah datang sejak sore hari tidak dibiarkan bosan karena menunggu pintu dibuka karena panitia menyediakan mini stage di halaman depan. Dengan menampilkan beberapa grup musik, salah satunya Jenny Be Good. Selain itu disediakan juga beberapa booth dari mulai yang menjual makanan, pernak-pernik band, memajang alat musik sang musisi, seperti Dewa Budjana, atau bahkan bisa sambil bermain games di booth Super Guitar.

Main course dari acara ini sendiri dibuka oleh Jubing Kristianto yang membawakan lagu Es Lilin dengan petikan gitar ala klasik. Selanjutnya sang master ceremony yang dilakoni oleh Bulluks Superglad dan Ronny Urban mempersilahkan para gitaris ber-genre jazz untuk tampil sebagai pembuka pentas

Skuad jazz diisi oleh Tohpati, Gusti dari GIGI (drum) Doni (bass), dan Hendi (keyboard). Selajutnya mereka bergantian dengan Dewa Budjana dan Donny Suhendra. Pada lagu keempat, Tohpati, Dewa Budjana dan Donny Suhendra bersamaan berada dalam satu panggung untuk unjuk gigi.

Setelah jazz, giliran ganre blues yang mengambil alih panggung, Adrian Adieotomo membuka formasi blues  dengan penampilan menawan dengan bluesiblis yang menjadi karakternya. Ia sempat turun dari panggung dan mempertononkan skill-nya kepada penonton secara intim, hal ini mendapat apresiasi dari para penonton. Dilanjutkan oleh Ginda Bestari yang membawakan little wing milik Jimi Hendrix. Setelah itu, masuk lah sosok lelaki gondrong memakai topi koboi, Gugun. Tidak hanya itu, kejutan pun hadir ketika Erros dari SO7 dan Dika “Ada Band” naik panggung. Penampilan dari blues ditutup oleh lagu Sephia versi blues yang dibawakan oleh semua musisi tersebut.

Adrian Adioetomo On Stage

Suasana semakin panas ketika giliran rock yang berada diatas panggung. Genre rock sendiri diisi oleh gitaris-gitaris ternama seperti Cella “Kotak”, Eet Sjahranie, Piyu “Padi”, John Paul Ivan yang mantan personil Boomerang, Beng-Beng “PAS Band”, dan Fadly “Padi” tentunya sebagai vokalis. Di akhir mereka membawakan lagu Whole Lotta Love milik Led Zeppelin.

Eet Sjahranie With Dika "Ada Band"

Lampu berubah memerah dan terkesan “angker” ketika metal mendapatkan giliran sebagai penutup. Diisi oleh Agung, Eben, Abah Andris (Burgerkill), Gan Gan (Forgotten), Ferly (Jasad), Akew (Nectura), dan Luk Luk (Bleedingcorps). Mereka tergabung dalam Circus Carnage, yang kabarnya akan menjadi project “beneran”.

Di akhir tentulah special performance yang paling ditunggu-tunggu oleh penonton, yaitu The Living Legend from Rock Band Legend, Godbless, Ian Antono. Berkolaborasi dengan Rocky Antono, sang anak. Fajar Budiman (Edane), To (Laskar Band), sementara di keyboard diisi oleh Egi, dan Roy Jeconiah pada vokal. Tidak ketinggalan Eet Sjahranie ikut naik panggung dan jammin’ bersama sang legenda tersebut.

Living Legend Indonesia Guitarist Ian Antono"GodBless"

Dan akhir daripada akhir, semua musisi yang bermain pada malam itu turut naik keatas panggung, terlihat juga sosok Baron sebagai pencetus acara tersebut. Diakhiri dengan lagu Rumah Kita milik Godbless, Fadly dan Roy Jeconiah diberikan kesempatan untuk menyanyikan lagu tersebut.

Foto dan Teks : Muhammad Rizky Riady

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner