Two Decades of Aggression - Karawang, Jangan Sia-Siakan Energi dan Potensi Kalian!

Two Decades of Aggression - Karawang, Jangan Sia-Siakan Energi dan Potensi Kalian!

Rangkaian tur “Beside – Two Decades of Aggression” sudah menyentuh titik ke-lima. Pasar Kuliner Kosambi, Karawang adalah lokasi dimana Beside akan bertemu dengan para Exterminator (sebutan untuk fans Beside) dan Coklatfriends dalam acara yang merupakan salah satu program dari DCDC Dreamworld 4 Indonesia. Lokasi ini berbeda dengan lokasi-lokasi sebelumnya. Jika sebelumnya Beside tampil di dalam ruangan, kali ini mereka tampil di area outdoor yang cukup luas dan tertata rapi.

Pada titik ini, Guardian Angel diundang untuk menjadi perwakilan dari Karawang. Selain karena mereka masih aktif bermusik, mereka pun kandidat Wacken Metal Battle Indonesia 2017 (WMBI 2017). Secara kuantitas, band-band Karawang memang belum banyak yang mendaftar di WMBI 2017. Padahal, banyak band-band ekstrim dari kota ini, dan pertumbuhan musik ekstrim di pelosok-pelosok Karawang sedang pesat dan agresif ketimbang pergerakan yang ada di daerah kota.

Sebelum acara dimulai, Addy Gembel sempat berbincang bersama teman-teman dari Karawang mengenai keadaan ranah musik bawah tanah di kotanya. Pada dasarnya, kota ini dapat dikatakan berkembang, tapi pergerakannya cenderung berdasar pada tren, bukan atas dasar kecintaan dan loyalitas. Memang tidak semua, tapi mayoritas melakukan hal tersebut. Ada peralihan ketertarikan yang terlihat di Karawang, dan hal tersebut mutlak berpengaruh pada keberadaan gigs, potensi ekonomi, hingga gaya berpakaian. Adalah hal yang lumrah dan wajar, tapi sangat disayangkan jika pondasi komunitas itu mudah digoyahkan hanya karena hal-hal yang bersifat temporari.

Karawang pun adalah kota dengan para pekerja keras di dalamnya. Sedikit demi sedikit, orientasi dan prioritas pun berpindah haluan, dari yang awalnya bermusik sepanjang waktu hingga bermusik hanya bisa dilakukan oleh mereka yang “memiliki waktu”. Berada dalam satu ranah yang dinamis dan tidak tertebak sebenarnya ibarat sedang berjudi. Kamu tidak akan tahu seberapa besar kemungkinan kamu mendapatkan keuntungan, atau bahkan seberapa berat kamu menanggung kerugian. Tapi kembali lagi, jika bermusik dilakukan atas dasar kecintaan dan loyalitas, sepertinya tidak ada alasan yang bisa menjadi kendala dan menutup pintu kemungkinan untuk terus mengembangkan kemampuan.

Addy Gembel memulai acara dengan memberikan deskripsi singkat tentang DCDC dan lalu spesifik pada DCDC Dreamworld 4 Indonesia. Ia pun memberi opini mengenai keadaan Karawang yang ia ketahui pada era ‘90an, dimana Karawang adalah kawasan dengan aktivitas musik bawah tanah yang aktif. Lalu, Addy Gembel ingin kembali mengupas seperti apa keadaan ranah tersebut hari ini dan korelasinya agar mereka dapat maju dan menjadi bagian dari program DCDC Dreamworld.

 

Talkshow with Ebenz Burgerkill

Addy Gembel mengundang Karina sebagai perwakilan dari tim DCDC dan Atap Promotions untuk bercerita seputar salah satu program DCDC Dreamworld yang terlaksana pada Bulan Mei lalu, yaitu Wacken Metal Battle Indonesia 2017 (WMBI 2017). Mengapa tema ini perlu dibahas? Karena melalui program dan acara ini kita dapat memberangkatkan satu lagi band potensial dalam negeri yaitu Beside untuk menapaki jalur internasional dengan menerbangkan mereka ke Wacken Open Air, Jerman. Pergerakan Beside pun tidak bisa terus hidup jika tidak didukung dengan keadaan komunitas yang berkembang, dan adalah hal yang sangat mungkin jika Karawang menjadi salah satu kota yang menerobos pintu-pintu di luar negara sendiri.

Karina menjelaskan tahapan-tahapan, dari mulai mengapa WMBI 2017 bisa terlaksana hingga titik akhir dimana Beside yang terpilih untuk merepresentasikan Indonesia di ajang Metal Battle, Jerman. Lalu, ia menambahkan bahwa hanya ada dua band dari Karawang yang melibatkan diri dalam WMBI 2017, yaitu Guardian Angel dan Alergi. Hal ini tentu membuat sebagian besar orang—terutama Addy Gembel—mengernyitkan dahi. Ada apa sebenarnya dengan ranah musik ini di Karawang?

Addy Gembel lalu mengundang Anaz, vokalis dari Guardian Angel untuk menjawab pertanyaan tersebut. Di tanah berpotensi ini, mengapa hanya segelintir (baca: dua) band dari Karawang yang berani untuk mengikuti WMBI 2017? Anaz kembali menjelaskan di depan audiens bahwa keadaan yang terjadi hari ini adalah peralihan orientasi dan prioritas. Lalu, ruang untuk bermusik terbilang semakin dipersulit hari ini, ditambah lagi dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Sedikit banyak hal tersebut berpengaruh pada semangat dari para penggiat musik dan membuat mereka lebih memilih untuk menghidupi dirinya dan orang-orang di sekitarnya melalui kegiatan yang sudah jelas akan memberi nominal tertentu ketimbang gambling di suatu keadaan yang entah akan dibawa kemana.

Sungguh disayangkan, padahal Karawang adalah kawasan yang luas dan berada di antara kota-kota besar. Pergerakan mereka sebenarnya bisa jauh lebih masif dan progresif. Jika ada pemantik api yang bisa membakar sumbu-sumbu kering yang ada di Karawang, pasti kota ini akan kembali membara dan siap untuk kembali menggempur musik Indonesia melalui karya dan semangat yang mereka miliki.

Addy Gembel menyudahi perbincangan bersama Karina dan Anaz malam itu. Ia lalu mengundang satu gitaris dari salah satu band metal terbaik negeri ini, yaitu Ebenz (Burgerkill). Addy Gembel membicarakan tentang seberapa penting go international untuk band-band Indonesia, dan lalu ia kembali membahas keadaan Kota Karawang. Menurut Ebenz, go international setidaknya adalah indikator bahwa suatu ranah musik ini berkembang dan terus mempertahankan eksistensinya. Ia dan Addy Gembel pun sempat tidak percaya bahwa sudah ada teman-teman yang berangkat ke luar negeri dan menjadi bintang tamu di beberapa panggung. Semua hal tersebut dapat diraih dengan usaha mati-matian dan pantang menyerah. Harus ada pula pihak-pihak yang peka dalam memperhatikan celah mana yang perlu untuk ditindaklanjuti lebih jauh demi kemajuan, minimal untuk bandnya sendiri.

Ebenz pun kaget ketika mengetahui bahwa kandidat WMBI 2017 dari Karawang hanya dua band. Ia sepakat dengan Addy Gembel bahwa kota ini sempat menjadi sentral musik cadas yang berbahaya. Jika jawaban di atas adalah alasan mengapa ranah ini menjadi tersendat, Ebenz rasa masih selalu ada cara untuk menanggulangi kendala. Selama ada niat, ada komunikasi yang baik, nantinya akan ada ide-ide yang muncul dan akhirnya soliditas kembali terjalin.

 

Jamming Session - Guardian Angel with Beside

Sesi talkshow selesai. Giliran Guardian Angel yang diundang ke atas panggung untuk bersiap mengajak para metalheads untuk meluapkan energi malam itu di arena moshpit. Para penonton yang sudah memenuhi Pasar Kuliner Kosambi malam itu langsung berebut tempat paling depan untuk dapat menonton secara dekat penampilan dari Guardian Angel sekaligus mencari spot terbaik untuk melakukan violent dance.

Ada hal yang berbanding terbalik terjadi disini. Ketika ranah musik ini sedang dikatakan dalam pergerakan yang stagnan dan cenderung tidak bergerak pesat, lain halnya ketika mereka ada dalam satu arena moshpit. Ternyata, energi mereka benar-benar luar biasa. Mereka benar-benar menikmati jalannya acara, menikmati penampilan dari Guardian Angel, dan mereka sangat kondusif. Terlepas dari apapun yang sedang terjadi, ternyata mereka masih memiliki antusiasme yang sangat tinggi. Selain itu, mereka tahu seperti apa caranya untuk menikmati satu acara musik dan menjaga kondusivitas selama acara berlangsung. Salut!

Guardian membawakan lagu pertama, yang lalu disusul dengan jamming session bersama dua personil Beside. Setelah proses undian, Agrog lagi-lagi terpilih dan (akhirnya) Bebi menjadi perwakilan dari Beside untuk membawakan lagu wajib dari Sepultura, "Refuse / Resist" dari album Chaos A. D. Tentu, penampilan mereka semakin membakar semangat para metalheads Karawang. Ikut bernyanyi sembari tanpa henti melakukan moshing, mereka benar-benar mengubah persepsi tentang Karawang. Mereka di luar dugaan. Mereka hanya butuh ruang dan sarana. Guardian Angel menutup penampilan di lagu ketiga mereka, yang disambut riuh tepuk tangan penonton.

 

Meet and Greet & Live Performance - Beside

Usai Guardian Angel tampil, Beside diundang ke atas panggung. Mereka diajak untuk berbagi sejenak tentang cerita mereka selama 20 tahun, dan kesempatan emas yang mereka dapatkan di tahun ini dalam ajang Metal Battle, Jerman. Mereka memaparkan bahwa memiliki sebuah band adalah pilihan yang tidak mudah. Disambungkan dengan kondisi Karawang yang saling tarik menarik antara kebutuhan dan keinginan, Bebi bercerita bahwa ia pun sempat memutuskan untuk berhenti di dunia musik dan memilih untuk bekerja dengan lebih "normal". Tetapi, pada akhirnya ia merasa tersiksa, karena ia dituntut untuk tidak melakukan apa yang ia sukai. Akhirnya, ia kembali bermusik dan tidak ada hal yang ia sesali dari keputusannya tersebut.

Kemudian, datang pertanyaan dari penonton mengenai kondisi Beside ketika mereka sempat ditinggalkan personil-personilnya terdahulu. Bebi memaparkan bahwa itu adalah salah satu saat paling buruk yang pernah ia alami, dan ia merasa beruntung dengan adanya Bokir yang terus mendukung perjalanan Beside hingga akhirnya ia dan Beside dapat kembali bangun dari mati surinya. Bebi terlihat berkaca-kaca ketika menceritakan tentang pengalaman tersebut.

Usai Beside berbagi cerita dengan penonton, mereka kembali ke belakang panggung untuk bersiap-siap. Addy Gembel naik dan memberi closing statement untuk para Exterminator dan Coklatfriends yang hadir sekaligus undur diri. Addy Gembel berpesan untuk terus menghidupkan ranah musik bawah tanah Karawang, tanpa melihat atau semakin mengaminkan kondisi yang dianggap kendala. Semua hal dapat ditanggulangi dan dicari solusinya, dan Karawang adalah daerah yang luar biasa untuk digarap. Terutama, ketika melihat antusiasme massa yang benar-benar menghancurkan penilaian awal tentang Karawang. Mereka adalah peluru-peluru yang terkubur dan menunggu untuk digali dan ditemukan agar dapat kembali bertempur.

Beside akhirnya naik ke atas panggung. Penonton semakin penuh dan semakin beringas. "Spirit In Black" selalu menjadi lagu andalan untuk membuka penampilan Beside, yang lalu direspon dengan liarnya area moshpit di Pasar Kuliner Kosambi. Selanjutnya, secara berurutan Beside membawakan lagu-lagu dari dua album mereka, yaitu Against Ourselves dan Eleven Heroes. "Dosa Adalah Sahabat", "Ambisi Arogansi", "The End of Pain", "Dead of War", dan "Aku Adalah Tuhan" menjadi songlist yang membakar Karawang malam itu. Moshpit sangat luar biasa malam itu. Mereka menampik pandangan tentang Karawang yang sudah tidak memiliki semangat lagi. Mereka membuktikan bahwa komunitas ini masih ada, masih bertahan, dan akan berusaha untuk kembali bangkit dengan semangat dan antusiasme yang belum (dan semoga tidak akan pernah) mati.

Karawang adalah kota dengan ranah musik dan acara-acara bawah tanah dengan nilai historis yang tinggi. Dapat diyakini, keadaan hari ini tidak membuat mereka akan benar-benar diam dan mengubur dirinya. Beberapa penggiat musik bawah tanah Karawang mungkin saja beralih pandangan tentang bagaimana cara menghidupi diri yang lebih aman, tapi jika bicara komunitas dan masyarakat dalam ranah ini, maka mereka akan terus berteriak lantang dan bicara sebaliknya. Mereka masih menjadi satu paket yang siap meledak, dimanapun, dan kapanpun. Mereka terus bersemangat, mengedukasi diri, dan tahu bagaimana cara menikmati suatu acara musik dengan kondusif. Jelas, kita patut menaruh harapan besar pada Karawang. Semoga dengan adanya tur ini, komunitas dan band-band Karawang dapat kembali tersulut untuk mengadakan acara-acara dan proses regenerasi atau mati suri akan bermunculan. Kawan-kawan Karawang, kalian harus sadar bahwa kalian adalah senjata! Jangan kalah dengan keadaan! Buktikan bahwa musik tidak akan menghalangi kalian dalam meluapkan apa yang kalian sukai, dan buatlah komunitas kalian semakin kuat dan meradang!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner