Turn Music, Pelita di Abstraknya Nasib Karya Para Musisi Indie

Turn Music, Pelita di Abstraknya Nasib Karya Para Musisi Indie

Inilah upaya untuk menjawab kebingungan para pelaku seni akan nasib dari karya-karya mereka.

Fenomena "punya karya, tapi tidak tahu harus dikemanakan supaya dikenal publik" banyak terjadi pada kelompok-kelompok musik independen hari ini. Kebanyakan dari mereka kebingungan atas "nasib" dari karya yang sudah mereka garap sedemikian rupa. Ketika mereka sudah membuat karya dan direkam, muncul pertanyaan lanjutan, "dikemanakan karya ini agar banyak orang bisa mendengar?"

Menyikapi fenomena tersebut, sebuah acara dengan konsep music performance dan sharing session bertajuk Turn Music - Bring Your Music To Other Listeners diadakan di Kampus ISBI Bandung. Acara ini dihelat pada 14 September 2017 lalu, dengan tujuan menginisiasi upaya untuk para seniman kebingungan dalam rangka mendapatkan sebuah alternatif pendistribusian karya.

Harry Koi (Under The Big Bright Yellow Sun), Sendyslys (Parahyena), Nobie (Bottle Smoker), dan Dhoni Awaludin (sound engineer) adalah otak dari acara ini. Berada di tengah kampus yang fokus pada ranah kesenian membuat mereka merasa bahwa ini adalah kawasan yang potensial untuk memanaskan sumbu-sumbu semangat dalam berkarya, dan aktif untuk memperkenalkan hasil kerja mereka. Pada sharing session yang berlangsung di Teater Kebun Institut Seni Budaya Indonesia ini, para audiens cukup khidmat dan berani bertanya untuk ingin tahu lebih lanjut.

“Kampus ISBI adalah kampus seni, dan banyak sekali band-band yang keren disini. Namun, kebanyakan karya hanya bisa sampai di hard disk atau teman-teman terdekat saja,” ujar Sendyslys.

Nobie pun mengatakan, "tempat (kampus) ini mempunyai kelompok-kelompok musik yang sangat potensial, cuma permasalahan—yang juga bukan hanya di kampus ini, melainkan (juga) di luar kampus—benar-benar sama, yaitu ketika mereka tidak mengarsipkan foto, video, maupun karya musik secara digital maupun fisik.”

Selanjutnya, Dhoni Awaludin turut berkata, “akan sayang sekali ketika karya musik yang sudah bagus, tapi gak bisa didengarkan oleh orang banyak. Kami sangat peduli akan karya-karya yang bagus tapi hanya berakhir begitu-begitu saja.”

Ketidakbiasaan para pelaku seni dalam mendokumentasikan karyanya adalah salah satu faktor yang membuat karya mereka sulit untuk diperhatikan banyak orang. Satu jawaban untuk mengakali stagnasi tersebut sudah terucap: membiasakan budaya dokumentasi. Tetapi, mari kembali pada kenyataan. Tidak jarang juga ketika para pelaku seni atau musisi sudah mendokumentasikan berbagai karya atau aktivitas mereka di dunia seni, tetapi wadah dan alur distribusi karya tidak dapat ditemukan dengan mudah.

Untuk itulah acara ini diadakan. Acara Turn Music - Bring Your Music To Other Listeners ini bertujuan untuk membuat sebuah wadah pengarsipan karya lewat kompilasi-kompilasi yang dikumpulkan, yang lalu dibantu dalam mempublish karya tersebut. Lewat tahapan kurasi oleh kurator yang kompeten, acara Turn Music - Bring Your Music To Other Listeners mencoba membantu karya para pelaku seni diperkenalkan ke khalayak luas. Acara ini diharapkan akan terus berjalan dan membuat siapapun bergejolak untuk berkarya dan mendokumentasikan karya tersebut.

Kepentingan sebuah karya untuk didokumentasikan dan mendapatkan fasilitas dalam bidang distribusi sudah seharusnya semakin diperhatikan. Aktivitas dari sang pelaku seni dan sang aktivis industri musik harus dilaksanakan secara simultan dan kontinu, demi perkembangan ranah independen yang semakin maju. Acara ini secara khusus dan fokus menyoroti kejadian yang banyak menimpa para musisi independen.

Selain sharing session, acara ini pun menyuguhkan penampilan dari tiga grup musik indie. Malire, Balaruna, dan Parahyena adalah tiga penampil yang semakin menambah semarak acara tersebut. Melalui Turn Music - Bring Your Music To Other Listeners, diharapkan saluran dan sarana untuk para penggiat seni semakin terbuka lebar, jalur dalam musik independen semakin jelas, dan para seniman mendapat jalan keluar dari "kegelapannya" di dunia musik yang serba mandiri.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner