Titik Terang Arsip Musik Nasional

Titik Terang Arsip Musik Nasional

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf meresmikan program Kerja Sama Pengarsipan dan Pendataaan Hasil Industri Rekaman di Indonesia sebagai upaya dokumentasi modern arsip musik populer Indonesia. Peresmian ini berlangsung di Rolling Stone Cafe pada hari Selasa (1/6). Pengarsipan dan pendataan ini merupakan kerja sama Bekraf dengan Yayasan Irama Nusantara yang didukung oleh berbagai musisi dan penyanyi serta stasiun-stasiun siaran radio di Indonesia. Hasil kerja dokumentasi ini akan dapat dengan mudah diakses melalui situs iramanusantara.org. Melalui program kerja sama ini diharapkan dapat mengakses koleksi rilisan rekaman dari era 1920-an hingga 1980-an. situs iramanusantara.org saat ini sudah memiliki pengarsipan dalam bentuk digital untuk sedikitnya 1.000 rilisan fisik musik Indonesia di era tahun 1950-an hingga 1980-an. “Kami optimis ingin menyediakan 100 rilisan digital di setiap bulan” ungkap Triawan.  Dengan kerjasama ini semoga Bekraf dan Irama Nusantara bisa menambah arsip musik sejumlah 1.500 rilisan dari era tahun 1920-an hingga 1950-an.

Semua arsip dalam bentuk rilisan digital tersebut berasal dari data piringan hitam musik Indonesia yang mendominasi format rekaman saat itu.  Upaya pendokumentasian musik era tahun 50-an ke bawah jadi prioritas dan mendesak untuk dilakukan dengan upaya pengarsipan musik era selanjutnya. “Plat-plat dari era tersebut untuk menemukannya saja susah, apalagi dalam kondisi yang baik. Bahannya juga bukan vinil, mudah sekali pecah. Ditambah keadaan cuaca Indonesia serta metode penyimpanan yang sederhana, situasi ini tidak memungkinkan piringan hitam berumur panjang,” jelas David Tarigan dari Irama Nusantara.

BACA JUGA - Mengapa Kita Bisa Suka Musik?

Tahun 2016, bersama Bekraf, Irama Nusantara mulai menjajaki program Gerakan 78 yang merupakan upaya pengarsipan dan pendataan materi piringan hitam shellac (78 RPM) yang banyak ditemui di berbagai stasiun siaran radio, diantaranya Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) di seluruh Indonesia. Program khusus bersama Bekraf ini adalah pengarsipan dan pendataan materi piringan hitam shellac (78 RPM) yaitu berupa arsip-arsip rekaman musik Indonesia era tahun 1920-an hingga 1950-an yang tercatat sebagai rekaman musik populer Indonesia tertua.

Irama Nusantara bersama Bekraf sudah memulai upaya pendataan ke seluruh Radio Republik Indonesia (RRI). Langkah yang sedang dijalankan adalah survey materi rekaman musik Indonesia. RRI adalah radio pemerintah tertua yang disinyalir banyak memiliki rekaman dan materi mengenai musik Indonesia yang sangat berguna untuk upaya pengarsipan. Dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif ini diharapkan akan semakin banyak pihak yang turut serta dalam pengarsipan dan pelestarian musik Indonesia bersama Irama Nusantara, serta semakin banyak generasi muda yang semakin mengenal musik populer Indonesia dari masa ke masa.

Seiring dengan berjalannya waktu, musik populer Indonesia dari masa lalu, secara khusus di era tahun 1920-an hingga 1950-an, mulai terpendam sebagai kenangan dan menjadi semakin sulit ditemukan rilisannya. Musik dapat hadir untuk mewakili suatu generasi dan suatu rentang masa dalam sejarah Indonesia. Situs daring Irama Nusantara sendiri lahir atas wujud kecintaan dari segelintir orang terhadap musik populer Indonesia, di antaranya David Tarigan bersama Christoforus Priyonugroho, Toma Avianda, Alvin Yunata, Dian Onno, Norman Illyas dan Mayumi Haryoto. Mereka menggagas sebuah gerakan pengarsipan musik populer Indonesia dari format piringan hitam menjadi berkas digital. Lebih tepatnya, musik populer Indonesia era tahun 1950-an hingga 1980-an. Secara swadaya, sejak tahun 2013. “Kami berharap koleksi musik masa kini dapat menambah kekayaan ranah musik Indonesia. Untuk itu, kami ingin melakukan pendekatan kepada berbagai pihak dan mengundang setiap pecinta musik Indonesia untuk terlibat dalam gerakan ini,” pungkas Alvin salah satu penggagas Irama Nusantara.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner