"Tidak usah pakai intro, tidak usah pakai outro, langsung saja"
Tidak terlalu banyak band hardcore/punk Indonesia yang masih survive dan konsisten di jalurnya sejak pertengahan tahun ‘ 90-an. Thinking Straight adalah salah satu yang bukan hanya survive, namun kini semakin kuat. Dengan senjata. sebuah album baru seperti The Opposite of Ordinary, mereka semakin tajam menyuarakan pola pikir mereka terhadap faham Straight Edge yang mereka anut.
Satu hal yang menarik adalah cara mereka memainkan musik hardcore. Pada awal kemuncul- annya, Thinking Straight terpengaruh oleh gaya bermusik band-band hardcore klasik tahun’88 seperti Youth of Today, namun kini tembang seperti “Song #1” atau “Oath That Sets Me Free” mulai menunjukkan pengaruh dari band old school metal seperti Metallica era Kill ‘ em All, namun dipadu sedemikian rupa hingga membidani sesuatu yang unik dan tetap cepat, brutal dan sangar.
Dalam divisi penulisan lirik, Thinking Straight masih membahas tema-tema di spektrum lingkungan terdekat, polemik di skena, komitmen terhadap pola hidup yang mereka pilih, keluarga dan teman, serta rasa bersyukur pernah menemukan band seperti Youth of Today di masa lampau. Cara mengeksekusi tembang terasa persis seperti apa yang dikatakan Keith Morris (Black Flag/Circle Jerks) di film dokumenter American Hardcore, “Potong bridge jadi setengah, tidak usah pakai intro, tidak usah pakai outro, langsung saja,” dalam artian semua lagu rata-rata berdurasi singkat namun tepat sasaran dan efisien.
Sumber : http://thecrew-hc.blogspot.com/2012/12/thinking-straight-thinking-straight.html
Reverbnation :http://www.reverbnation.com/thinkingstraight
Twitter : https://twitter.com/ThinkingXstr8
Facebook : https://www.facebook.com/pages/THINKING-STRAIGHT/144793374915
Foto : facebook T.S
Comments (0)