Tentang Band Kampus

Tentang Band Kampus

Beberapa waktu lalu tayang dokumenter Terekam (2017) yang membahas geliat band-band kampus asal IKJ seperti White Shoes and The Couples Company, The Upstairs, Goodnight Electric, dan The Adams. Keterkaitan erat antara dunia kampus dengan aktivitas bermusik tak hanya bermuara di IKJ saja. Di Bandung, kita mengenal nama ITB dan Itenas. Berikut ini merupakan beberapa kampus yang terbukti memang menjadi eksponen wahid mengeluarkan band-band keren yang pernah hadir di dunia musik kita.

 

Institut Kesenian Jakarta

Institut Kesenian Jakarta – atau disebut “Institut Kegaulan Jakarta” oleh Pepeng, drummer band Naif - seperti kawah candradimuka bagi band-band independen yang muncul pada pertengahan 1990-an dan awal 2000-an. Pada pertengahan tahun 1990-an, kita mengenal nama Naif dan Rumah Sakit sebagai “dedengkot” anak band IKJ. Generasi selanjutnya tak kalah mentereng. Nama-nama besar seperti Club 80’s, Goodnight Electric, The Upstairs, The Adams, hingga White Shoes and The Couples Company merupakan eksponen dari “scene” IKJ yang sudah malang melintang di pentas musik nasional dan internasional. Anak-anak IKJ juga sempat merilis kompilasi Kampus 24 Jam Non-Stop Hits yang berisikan band-band asal kampus mereka. Tak salah, pada tahun 2007 Rolling Stone Indonesia menjuluki IKJ dengan “school of rock” dalam salah satu liputannya.

 

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Keterkaitan erat antara dunia kampus dengan aktivitas bermusik tak hanya bermuara di IKJ saja. Di Bandung, kita mengenal nama Seurieus dan Mocca. Nama pertama berawal dari sekumpulan mahasiswa Seni Rupa ITB yang ingin mengekspresikan “kegilaan” mereka di luar sumpek dan penatnya tugas-tugas kampus. Pada awal karirnya, mereka dikenal band kampus yang acapkali tampil di berbagai acara kampus ITB. Di ITB juga kita mengenal radio kampus – mengingatkan kita akan kebangkitan college rock yang besar di kampus – bernama 8EH Radio. Sayangnya, selepas Seurieus ITB tidak lagi memiliki “band kampus” yang besar lagi. Padahal mereka juga punya wadah yang cukup okey untuk unjuk gigi semisal Pasar Seni yang dapat menyedot atensi massa.

 

Institut Teknologi Nasional (ITENAS)

Nama kedua, Mocca, berawal dari sekumpulan mahasiswa desain ITENAS yang membentuk band sebagai “proyek sampingan” selain menjadi mahasiswa. Namun, nasib berkata lain jika berawal hanya proyek sampingan dan ajang eksis di kampus itu justru mengubah nasib personil Mocca sendiri. Ketika Mocca tampil reuni di kampus ITENAS beberapa waktu lalu seperti yang ditampilkan dalam dokumenter Mocca “Life Keeps on Turning” (2011) tersimpan memori indah yang akan mereka kenang. Pada suatu waktu, di sebuah hotel di kawasan Teuku Umar Bandung, saya sempat berbincang dengan Indra Massad (drummer Mocca) tentang bagaimana pengaruh besar kampus ITENAS terhadap awal karir Mocca. Menurutnya, gairah terbesar ketika bermusik di acara-acara kampus dan ditonton oleh teman-teman sendiri yaitu membuat bermusik itu menjadi sangat menyenangkan dan tanpa beban – kecuali beban diejek oleh teman-teman kampus sendiri. Ajang-ajang seperti itu sangat penting untuk band pemula memupuk mental. Setiap kampus pun rasanya memiliki acara musiknya masing-masing. Dan seharusnya lewat acara musik itulah ruang untuk band-band kampus unjuk gigi.

BACA JUGA - Modal Menciptakan Band Kampus yang Keren!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner