Saturday Nite: “Berusaha Mendobrak Batasan Instrumen yang Ada Pada Musik Pop”

Saturday Nite: “Berusaha Mendobrak Batasan Instrumen yang Ada Pada Musik Pop”

Mengusung musik pop dan orkestra, band Saturday Nite mencoba menjejakkan dirinya ke dunia musik Indonesia. Konsep bermusik dari trio yang berpersonilkan Sam Alkarim (Piano), Aji Satya (Biola), dan Edwina Dian Tantri (Drum) menyuguhkan alat musik orkestra yang lengkap dengan string section. Sederet alat musik yang biasa ditemui di musik orkestra mulai dari piano, cello, biola, klarinet, hingga oboe menjadikan musik mereka sangat kaya. Kekuatan kompleksitas dari Saturday Nite berusaha mendobrak batasan instrumen yang ada pada musik pop.

 

Gimana ini mau dirilisnya solo atau band?

Sebenernya ini yang mau dirilis mah band. Nama bandnya Saturday Nite. Yah gitu, jadi memang nggak bawa nama pribadi. Karena resital itu memang kan nama pribadi. Kalau apa-apa, basicnya dari piano klasik. Jadi kalau apa-apa sendiri-sendiri gitu. Sekarang sih pengen coba yang beda. Jadi saya ngajak 2 teman saya, satu di vocal, satu di biola. Bertiga. Format bandnya bertiga. Kayak gitu Cuma dalam proses sih semua alat musik ada. Kayak drum, gitar, tetap ada.

 

Background klasik juga?

Bukan-bukan, tapi senang nyanyi sih. Dari pertemanan saja. Nah tadinya saya sama Edwina saja punya band  dulu dari lulus sma punya band. Namun dari kesini pengin nyobain yang gak terlalu band seperti umumnya sih, yang cuma gitar, bass, dan drum. Terlalu biasa itu yah. Alat-alat rhythm itu tetap ada. Gitar, bass itu tetap ada. Tapi sebagai pengiring saja.

 

Kalau begitu untuk format apa yah instrument yang ditonjolkan lebih ke piano dan biola saja?

Yah jadi lebih ke piano dan string sectionnya. Selain di vocal yang sudah pasti.

Arah musiknya lebih kemana? Pop? Karena saya jujur belum dengerin

Ini tuh lagu yang benar-benar terkonsep, yah maksudnya alat musik yang bakal masuk didalamnya tuh benar-benar dipikirin sebelumnya. Kayak Obo tuh bagus, semacam alat untuk orchestra. Alat musik tiup. Lebih dominan di string sectionnya, piano, trus ada suara clarinet juga. Jadi macam-macam. Jadi memang benar-benar dipikirkan alat musik yang bakal ada didalamnya tuh. Benar-benar dipikirkan secara matang. Nggak hanya seadanya ,main gitar, ngisi. Sekali lagi, semuanya dipikirkan secara matang.

 

Arah warna musiknya lebih ke klasik juga?

Nah nggak, sebenarnya kita senang disebut pop tapi pop-nya lebih elegan. Bukan yang standar gitar, bass, drum. Jadi melodi vokalnya tetap simple. Yang biasa kita dengerin yang ear catchy banget. Cuman alat musiknya, pengemasannya itu yang dibikin aneh.

 

Alasannya apa menjadikan instrument musik yang lebih terkonsep itu? Dan apa saja?

Kalau alat musiknya sih banyak yah ada piano, biola, cello, clarinet, obo, yah pokoknya orchestra banget. Kita nggak pake brass section jadi benar-benar orkestra. Yang kayak musik chamber gtu. Nggak yang kayak saxophone musik brass section gtu. Jadi pengen nimbulin kesan yang benar ini lagu tuh dikonsep gitu. Nggak yang asal bikin saja. Nggak kayak spontan-spontan gitu, nggak. Semuanya dipikirin. Itu sih kalau dibilang dapat darimana, kalau saya sih kebetulan sehari-hari  senang dengan orchestra. Lebih senang disbanding musik pop biasa. Senang dengan yang ada sentuhan-sentuhannya gitu. Tapi tetap nggak yang terlalu ribet dan pusing didengerinnya juga, nggak.

 

Apa judul singlenya?

“Somebody To Love”

 

Jadi yang ditonjolkannya itu orkestranya yah?

Iya si orkestranya dan itu yang akan menjadi benang merahnya band ini kedepannya.

Kenapa memilih warna musik orchestra di tengah industry musik yang ringan dan sederhana?

Kan dengan kemajuan teknologi sekarang ini sebenarnya nggak terlalu ribet seperti yang dibayangkan.

 

Karena bayangan saya kan kalau orchestra itu banyak orang, belum lagi kalau nanti manggung?

Nggak kita sih konsep saja berdua, ini nada-nadanya. Latihan itu nada-nadanya itu sudah jadi. Sebenarnya nggak seribet yang dibayangkan. Tapi memang proses kreatifnya tidak segampang itu juga. Jadi kita sempat rekaman dulu, ada yang nggak enak, dirombak lagi. Jadi sampai sekitar 5 bulan untuk satu lagu.

 

Kalau untuk berdirinya sendiri sejak kapan nih si Saturday Nite ini?

Berdirinya sih baru di tahun 2015 akhir, mungkin sekitar November 2015. Baru.

Kalau di musik ini sentuhan klasiknya sangat terdengar gak?

Yah tergantung sih ngeliatnya, sebenarnya kalau klasik-klasik banget juga nggak. Nggak simple sih. Tapi tetap menurut riset kecil-kecilan sih tetap kena dan nggak terlalu ribet lah. Masih enak didengar. Karena memang melodi vokalnya simple sih Cuma pengemasannya saja.

 

Karena band kalau standar sih gitar, bass, dan drum itu tapi ini kan biola dan piano yang

ditonjolkan dan instrument orchestranya, itu yang menarik dan berbeda dari musik pop. Kalau kalian ingin pasar seperti apa yang diincar? Yah bayangan Sam dengan rilisnya single band ini?

Yah dari lagu ini sih bisa masuk ke semua segmen. Menurut saya gitu. Karena sekarang kita bisa bikin musik yang bagus gitu. Dan kalau misalkan itu diterima masuk ke segala segmen. Pokoknya nggak, yah enak lah.

 

Kalau pengaruh siapa saja?

Kalau influence ke musisi sih macam-macam yah. Semuanya beda gitu. Si pemain biola sama saya lebih senang ke dengerin lagu-lagu klasik. Meskipun melodi vokalnya nggak klasik sih Cuma biar pengemasannya dan kesannya saja sih itu ribet sih.

 

Apalagi background klasiknya kebawa lah yah?

Iyah kebawa pastinya. Kayak ini nggak gini, ada biolanya.

 

Jadi klasiknya itu karena ngambil sekolah khusus itu yah?

Nggak sih sebenernya karena kursus dan senang juga sih.

 

Kalau pengaruh musisi klasik yang kentalnya itu siapa sih?

Macam-macam sih, banyak sekali musisi-musisi. Sebenarnya nggak hanya klasik juga sih. Jazz juga, pop juga. Cuma untuk selera pribadi saya lebih memilih musik klasik.

 

Kalau untuk proses kreatifnya sendiri kan 5 bulan, tantangan paling susahnya apaan yah?

Di proses recording sih. Nah kemaren itu, kita udah bikin satu lagu ini udah selesai, dan masih kerasa belum enak akhirnya kita rombak total. Mulai dari bagan, isian lagu, dan alat musiknya kita rombak total. Sampai-sampai ornament-ornamen di piano dan biolanya sendiri dibedakan. Benar-benar dirombak total.

 

Berapa kali perombakan?

Ada 4 kali. Yang benar-benar PR-nya itu ketika lagunya sudah jadi dan kedenger nggak enaknya itu ketika lagunya sudah nggak jadi. Jadi benar-benar dirombak jadi awal. Sampai empat kali.

 

 

Berarti ini dari Bandung yang baru mulai eksis yah. Tapi yang menarik sih konsep orkestranya Alat musik yang berkonsep. Terlepas dari selera pribadi, tapi memang menciptakan musik yang tidak sederhana. Elegan. Kenapa ingin menjadi elegan?

Itu sempat ngobrol juga ama teman-teman. Wah ini musiknya terlalu berat. Banyak yang bilang gtu. Yah kita pedelah. Maksudnya yang penting kita dulu sreg deh. Kalau kita nggak sreg pasti nggak akan enak. Dan dengan yang kayak gini tuh udah kerasa sreg. Begitu sih.

 

Ada featuring nggak dengan musisi-musisi pendukung?

Di lagu ini sih belum ada. Lagu kedepannya mungkin ada.

 

Jadi alat musik orchestra itu semuanya dimainkan sendiri?

Iya ada session playernya. Ada additional player. Kecuali kalau ada perform live kita nggak bisa semuanya. Tetap yang megang di bertiga ini. Alat musik lainnya, bakal tetap ada sih untuk pengiring.

 

Vanessa Carlton gitu bukan sih?

Dominan di piano sih tapi itu sih terlalu pop. Agak bingun juga kalau ini mirip-mirip siapa karena ini memang-benar campur gitu. Kayak yah campur-campur. Kalau menurut saya tidak menduplikasi satu pun.

 

Dalam proses pembuatannya itu dari piano dulu atau bagaimana?

Kebetulan kita, jadi ada ada penciptanya itu yang bikin melodi vocal saja. Nah dari situ kita teman-teman tuh olah lagi. Itu dari piano dulu. Dari piano saya ngobrol ke personil ngobrol juga ke MD. Ini gimana nih. Saya pengen musiknya itu nggak terlalu banyak gtu, tapi pengen nonjolin string section dan piano. Akhirnya ngobrol-ngobrol, konsepin bareng-bareng akhirnya jadi lagu ini.

 

Ada kesulitan nggak dalam membuat musik orchestra ini?

Kesulitannya sih ini lagu pertama yang pertama buat yang konsepin dari alat musiknya. Yah susah sih emang susah. Biola sendiri kan ada beberapa suara. Agak-agak cukup ribet juga karena senang sih selera pribadi ada di sana.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner