Reportase: Temu Kangen PMR, Sarana Penyambung Nafas Musik Orkes Nusantara

Reportase: Temu Kangen PMR, Sarana Penyambung Nafas Musik Orkes Nusantara

Pada Minggu, 12 Februari 2017 lalu menjadi salah satu acara yang cukup krusial untuk salah satu aliran musik asli Indonesia, yaitu orkes. Forum Orkes Dunia Akherat (FODA) mengadakan acara bertajuk “Temu Kangen PMR”, sebagai gelaran menuju Konferensi Orkes Indonesia Jilid 2. Acara ini dihelat di DAM Karaoke & Lounge, Bandung. Selain penampilan dari grup orkes legendaris yang sudah aktif sejak 1970-an akhir yaitu Pengantar Minum Racun (PMR), tiga grup orkes lainnya yaitu Orkes Prustasi Jiwa (OPJ), Orkes Cuaca Cerah (OCC), dan Orkes Nunung CS diundang untuk meramaikan acara malam itu. Terlihat sejak sore hari, para personil PMR yaitu Jhonny Iskandar, Yuri Mahippal, Imma Maranaan, Boedi Padukone, Ajie Cetti Bahadur Syah, dan Harri Muke Kapur sudah hadir di tempat acara tersebut diadakan.

Acara ini dimulai sekitar pukul 20.00 WIB. Dibuka oleh penampilan dari OPJ yang berdomisili di Sumedang, mereka membuka acara tersebut dengan cukup apik. Sejak awal acara ini dimulai, terlihat segelintir pemuda bergoyang santai di depan panggung yang tak berbatas dengan penonton. Lucunya, mereka mengcover lagu dangdut yang sempat fenomenal beberapa tahun yang lalu, yaitu “Oplosan”, tentunya digubah menjadi versi orkes. Pada lagu ini, mereka menggaet seorang vokalis perempuan yang menambah cengkok-cengkok sehingga lagu ini semakin mengundang goyangan para penonton.

Orkes Prustasi Jiwa (OPJ) bersama Om Kapur (PMR)

Selanjutnya, giliran OCC yang berdendang. Grup musik asal Bandung ini merupakan salah satu proyek dari Keyz (Tam Tam), yang tak lain merupakan Duta Besar dari FODA Bandung. Sebelum mereka memulai penampilannya, mereka berbincang santai dengan Sigit Artha, Presiden Direktur dari FODA Bandung. Ternyata, grup musik OCC masih berumur hitungan hari, dan acara “Temu Kangen PMR” menjadi gigs kedua mereka. Menurut teman-teman OCC, acara “Temu Kangen PMR” ini menjadi ajang sharing dari tiap grup orkes dan membuktikan eksistensi mereka.

Orkes Cuaca Cerah

Memulai penampilan, OCC mengajak hadirin untuk berdiri sejenak dan mengumandangkan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Lalu, mereka cover lagu tradisional Sunda yaitu “Mojang Priangan”. Tetapi, penampilan mereka harus terhenti di tengah-tengah lagu, karena ukulele yang ternyata belum distel dengan benar hingga suaranya menjadi fals. Meski begitu, teman-teman yang hadir tetap mengapresiasi dan membuat acara ini benar-benar santai dan intim. Terlihat kehadiran Budi Dalton di tengah-tengah OCC sedang mengisi panggung malam itu. Selanjutnya, mereka membawakan lagu-lagu mereka sendiri, dan ditutup dengan cover dari salah satu lagu milik The Beatles yaitu “Hey Jude”. Dengan total lima buah lagu, OCC selesai mewarnai panggung orkes di sekitaran pukul 21.00 WIB.

Pada giliran ketiga, orkes asal Jakarta yaitu Nunung CS memasuki panggung. Dengan personil yang berjumlah delapan orang, panggung saat itu terlihat cukup rapat. Diawali dengan banyolan dari MC dan Kamal (Vokal) dan Nanang (Gitar), Nunung CS menyatakan diri sebagai orkes yang juga merupakan sebuah PT (Perseroan Terbatas). Kalimat-kalimat humor terus terlontar, bahkan PMR pun tak luput dari guyonan Nunung CS. Akhirnya, mereka memulai penampilan mereka dengan membawakan lagu mereka sendiri yang berjudul “Cari Senang”.

Orkes Nunung CS

Selanjutnya, Nunung CS membawakan cover dari dua lagu yang mengejutkan: “Happy” dari Pharrell Williams (yang tentunya disisipi lirik nyeleneh di tengah lagu) dan “Jengah” dari Pas Band. Yang lebih konyol lagi, di antara lagu ketiga dan keempat, Kamal mengadakan trivia quiz dan bertanya pada penonton, “tahun berapa Orkes Nunung CS merilis album?” Jawabannya adalah, album milik Nunung CS dirilis pada tahun 2007, dan jawaban penonton tidak tepat. Meski begitu, Kamal menghampiri penonton tersebut dan  memberi Rp. 10.000,- sebagai hadiah. Lanjut, mereka membawakan dua lagu milik mereka yang diselingi sentuhan reggae di tengah lagu yang sentak mengajak penonton bergoyang dengan lebih nikmat.

Selama Nunung CS tampil, mereka terlihat menguasai panggung dengan nyaman. Musik, candaan, dan pembawaan dari masing-masing personil rupanya sudah “terbentuk” dan saya menangkap bahwa mereka memang benar-benar sudah matang dan mantap. Ternyata, mereka memang terbilang sering manggung, bahkan di stasiun televisi. Bahkan, di akhir penampilan, Kamal dengan lantang menyatakan diri sebagai “Burgerkill-nya dunia orkes” sembari bercanda dan mengundak gelak tawa semua yang hadir di DAM Bar & Resto.

Akhirnya, acara ini menyentuh puncaknya pada pukul 22.00 WIB. Sang band legendaris PMR memasuki panggung, dan hampir seluruh penonton yang hadir langsung berdiri di depan panggung. Penampilan mereka diawali dengan intro yang mengantarkan PMR masuk ke panggung. Selanjutnya, mereka memulai lagu pertama dengan lagu andalan “Malam Jumat Kliwon”. Penonton yang hadir dan bergoyang pun secara bersamaan bernyanyi bersama PMR. Selain itu, mereka mengekspresikan kebahagiaan malam itu dengan merekam penampilan PMR melalui telepon genggam masing-masing dan dibagikan melalui media sosial. Terlihat Harri Muke Kapur (mini-drum) berjalan-jalan di tengah kumpulan penonton sambil menabuh instrumen yang ia mainkan.

Pengantar Minum Racun (PMR)

Lagu demi lagu dibawakan dengan apik oleh PMR. Di tengah-tengah mereka tampil, mereka menyelipkan ucapan apresiasi untuk semua teman-teman yang hadir dan tampil di acara tersebut. Mereka sangat senang karena pihak-pihak tersebut sesungguhnya terus menghidupkan musik orkes, dan mereka berharap besar pada grup musik orkes yang ber-regenerasi. Satu lagi pesan yang PMR sampaikan, ”jangan tunjukkan bahwa kita terlalu dangdut, jangan tunjukkan bahwa kita terlalu pop, tunjukkan bahwa inilah musik orkes!”.

Pengantar Minum Racun (PMR)

Grup orkes PMR yang sempat vakum dan kembali aktif beberapa tahun yang lalu meramaikan belantika musik Nusantara dengan men-cover (atau lebih tepatnya merombak) beberapa lagu dari grup band kenamaan seperti Naif, Seringai, Kunto Aji, dan Efek Rumah Kaca. Tentunya, beberapa lagu tersebut ditembangkan untuk mengisi daftar lagu yang dibawakan malam itu. “Posesif” milik Naif dan “Terlalu Lama Sendiri” milik Kunto Aji menjadi dua lagu yang dimainkan di acara eksklusif “Temu Kangen PMR”.

Pengantar Minum Racun (PMR)

Lebih kurang, sepuluh buah lagu dinyanyikan dengan ciamik dan direspon dengan antusias oleh hadirin. Acara itu dikemas dengan cukup unik, hangat, dan menyenangkan. Meski memang tidak dihadiri oleh penonton dalam jumlah besar, acara ini tidak kehilangan esensi sebagai fasilitator yang melanggengkan nafas orkes yang sesungguhnya timbul tenggelam. Sebagai salah satu aliran “khas” asli Indonesia, sudah sepatutnya acara semacam ini diadakan secara periodikal dan diapresiasi dengan lebih positif.

Temu Kangen PMR

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner