Reportase : Melirik Aktivitas Drum United Bersama Rifki 13

Reportase : Melirik Aktivitas Drum United Bersama Rifki 13

Beberapa perlombaan perihal ‘sticking’ menjadi daya tarik saat kegiatannya berlangsung

Sebelum saya mengungkapkan apa yang terjadi saat kegiatan Drum United kemarin, saya ingin sedikit mengulas tentang komunitas drum di Kota Bandung, dan tentunya yang saya ketahui saja. Dulu di Kota Bandung, saya cukup dikagetkan dengan sebuah komunitas drummer yang solid melakukan rutinitas latihan dan sharing bersama serta sukses menggelar sebuah acara drum tahunan bertaraf Internasional bertajuk BDD (Bandung Drums Day), Rifki 13 pun merupakan salah satu anggota didalamnya – namun sayang, komunitas ini terhenti pergerakannya sekitar tahun 2013. Setelah pergerakannya terhenti, Bandung hampir tidak pernah lagi memunculkan acara dan agenda serupa, dengan semangat ingin membangkitkannya kembali, Rifki 13 bekerja sama dengan drummer muda secara gotong-royong membentuk komunitas yang masih terbilang muda dengan nama Drum United.


Flyer acara Drum United 'Sticking Bareng Rifki 13'

Di pagi hari sebelum hari kemerdekaan Indonesia yang ke-72 dirayakan, tepatnya pada tanggal 16 Agustus 2017, telfon genggam milik saya berdering menandakan bahwa ada satu pesan WA (WhatsApp) masuk. Ternyata pesan itu datang dari kerabat lama saya Rifki 13 – juga merupakan mantan penggebuk tabuh unit Death Metal asal Kota Bandung bernama Forgotten. Lewat pesan singkatnya, Rifki 13 mengajak saya untuk menghadiri acara ‘Sticking Bareng Rifki 13’ garapan komunitas Drum United Bandung yang diketuai oleh Arief (Digging Up), berlokasi di Taman Wisata Rukun Kopi di daerah Antapani Bandung pada sore hari nanti. Dengan seketika saya langsung mengamini ajakan tersebut, sekaligus ingin melihat apa saja yang mereka lakukan disana  nanti, dan tak lama saya pun langsung bergegas berangkat ke kantor untuk mengerjakan beberapa resensi tulisan yang telah menumpuk di email saya. Dan menjelang petang hari, usai aktivitas saya di kantor, saya langsung bergegas melewati kemacetan yang cukup padat kala itu demi menyaksikan kegiatan Drum United di Taman Wisata Rukun Kopi.

Sesampainya saya di lokasi Taman Wisata Rukun Kopi, saya di sambut oleh halaman rerumputan yang terbilang cukup luas untuk area sebuah tempat kopi, dan seketika fikiran saya langsung beralih ke lain hal yakni saat menyaksikan kegiatan sticking yang tengah berlangsung di sana oleh para anggota komunitas Drum United. Sebenarnya kedatangan saya cukup terlambat, karena Rifki 13 mengatakan acara ini dimulai pada sore hari kala itu dan diawali dengan sesi sharing mengenai berbagai hal seputar drum, lantas saya pun ketinggalan sesi itu tapi tak mengapa karena saya kini dapat melihat kegiatan lainnya. Dengan menggendong sebuah tas ransel, saya langsung mencari tempat duduk yang nyaman sambil menyaksikan aktivitas sticking mereka yang kala itu sedang melakukan teknik Single Stroke. Sesekali Rikfi 13 saat bersama para anggota Drum United, menghampiri tempat duduk saya dan menyapa kedatangan saya dengan cukup hangat, dan tak lupa ia pun mengenalkan saya dengan musisi Sir Iyai yang dulunya mantan personil band SKA asal Bandung Don Lego. Sembari menyaksikan kegiatan sticking komunitas Drum United yang di pandug oleh Rifki 13, saya ditemani dengan secangkir kopi Vietnam Drip dan Sir Iyai yang mengungkapkan sedikit perjalanan musiknya serta kopi dari daerah asli saya, Aceh. Selama perbincangan saya dengan Sir Iyai berlangsung, terlihat sosok pria berkulit putih bersih tanpa sehelai rambut dikepalanya alias botak duduk disebelah saya dan ternyata beliau adalah Albert Shadrach seorang penggebuk drum di Komplete Kontrol – rekan lama Sir Iyai. Selama perbincangan mereka berlangsung, fikiran saya terpecah antara menyaksikan kegiatan sticking dan obrolan Sir Iyai dengan Albert. Dan tak lama Sir Iyai pergi meninggalkan kami berdua yang tengah fokus melihat kegiatan sticking Drum United Bandung harus menemani kedatangan rekannya yang lain dan posisi saya hanya berdua dengan Albert kala itu, tentu karena baru kenal perbincangan antara kami berdua hanya sepintas-sepintas saja sembari Albert mengikuti irama sticking Single Stroke

  

Lambat laun selama keberadaan saya disana kala itu, saya lupa akan waktu dan tanpa terasa adzan Isya berkumandang yang ternayta saya telah hampir 2 jam disana. Tak lama kemudian, Rifki mengumpulkan 6 anggota komunitasnya untuk mengikuti perlombaan ‘endurance challege’ dan memainkan teknik Single Stroke 1/16 Note 100 BPM dan Albert ditunjuk sebagai juri saat sesi tersebut berlangsung. Pada perlombaan itu dihadiahi berupa SZS drumpad dari Drum Pirates Shop untuk Dwi Setyo yang dinobatkan sebagai pemenang yang dengan durasi selama 11 menit 55. Lanjut pada perlombaan keduanya, khususnya untuk kelas advance diikuti oleh 9 peserta memainkan ketukakan tempo Single Stroke 1/16 Note135 BPM – hingga menyisakan 3 anggota yang bertahan cukup lama. Namun dalam kompetisi ini, yang memenangkannya sebagai juara satu adalah Arif Rahadian S (ketua Drum United/drummer Digging Up) yang mengantongi sebuah stik drum Rifki 13 series dari HeartBeat dengan durasi permainan selama 01 jam 30 menit, dan juara kedua oleh Galih Cahya Nugraha yang berdurasi selama 01 jam 23:50 detik. Setiap usai perlombaan, para pemenang pun tak lupa mengabadikan momen kemenangannya dan ditutup dengan foto bersama Albert, Rifki 13 dan John selaku owner dari produk HeartBeat serta seluruh anggota Drum United yang hadir pada saat itu. Selama perlombaan ini berlangsung, saya cukup dikagetkan oleh performa mereka saat melakukan sticking dengan durasi selama itu, dan Rifki 13 pun sebelumnya menyatakan beberapa dari mereka merupakan drummer dari band Death Metal termasuk Arief, mungkin itu faktor yang membuat bakat mereka terasah dengan baik khususnya sebagai penggebuk drum. Usai perlombaan itu, saya pun berpamitan dengan seluruh anggota, termasuk Rifki 13 untuk segera kembali ke kediaman saya.

Berdirinya komunitas Drum United ini sendiri telah terbentuk sejak awal tahun 2017, yang saat ini telah berisi 32 anggota resmi terdaftar di arsip Drum United. Namun, ternyata anggota didalamnya juga ada yang berasal dari luar Kota Bandung seperti Semarang, Palembang dan Subang. Dalam pergerakannya, Drum United telah mengagendakan beberapa jadwal rutin mereka seperti berkumpul untuk sticking bareng setiap hari Rabu di taman Musik Centrum Bandung, mendatangkan Guest/Musisi pada dua bulan sekali seperti yang baru saja dilakukan dengan mendatangkan RIfki 13, dan Enter Studio yang kerap pada pertemeuan ke-4 di akhir bulan dimana pada agenda ini para anggota akan mengaplikasikan langsung bakat mereka dengan bermain drum di dalam sebuah studio musik atau lebih dikenal dengan sebutan jamming. 

Menurut saya, kehadiran komunitas seperti Drum United ini sangat penting terutama di ranah musik independent. Walau bukan dinobatkan dengan komunitas fansclub sebuah band atau kolektif gigs, kemunculan mereka dengan mewadahi beberapa pelaku musik merupakan kegiatan yang cukup positif. Selain dapat mengolah raga lebih baik – bakat permainan suatu instrument juga dapat lebih berkembang, semoga kedepannya komunitas seperti ini dapat membuat sebuah pergerakan yang lebih dari ini dan secara tidak langsung ikut mengukir sejarah terkait musisi di Indonesia. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner