Potensi, Kendala, dan Alternatif Solusi untuk Musik Ekstrim Indonesia dari Dom Lawson (Part 3)

Potensi, Kendala, dan Alternatif Solusi untuk Musik Ekstrim Indonesia dari Dom Lawson (Part 3)

Simak lanjutan wawancara bersama Dom Lawson, mengenai hal-hal penting yang berkaitan dengan perkembangan ranah musik ekstrim di Indonesia.

 

BACA JUGA - Potensi, Kendala, dan Alternatif Solusi untuk Musik Ekstrim Indonesia dari Dom Lawson (Part 2)

 

Apakah band ekstrim Indonesia sudah bisa disejajarkan dengan band dari luar Indonesia?

Ya, saya pikir begitu. Saya tidak mendengar ada perbedaan. Setiap negara punya band muda yang sangat bagus, dan itu adalah hal yang normal. Kalian punya banyak band bawah tanah yang mendalami metal secara ekstrim, hardcore, punk rock, dengan beragam aliran dari mulai mainstream metal, dengan kord progresif atau sebagainya. Kalian punya semuanya, meski memang saya tidak begitu sadar mengenai power metal dan black metal di Indonesia. Tapi, saya yakin ada band power metal dan black metal yang sangat bagus disini.

Kalian sudah punya kualitas. Jika memang harus dipilih 20 band metal terbaik, pasti Lamb of God masuk ke daftar tersebut, dan memang Indonesia masih kesulitan untuk ada disitu. Tapi, bukan musik yang jadi masalahnya, saya yakin. Masalah terbesar di Indonesia adalah komunikasi. Bahasa seharusnya bukan masalah karena untuk saya pribadi adalah hal yang menarik ketika saya harus berhubungan dan berkomunikasi dengan orang di luar negara saya sendiri. Mungkin saya tidak mengerti, tapi memang itu tugas saya: mencari tahu apa artinya dan apa yang terjadi. Itu adalah bagian dari proses.

Memiliki nama yang baik untuk band kamu juga akan membantu. Terutama ketika band kamu tidak memiliki nama yang “terlalu Indonesia”. Seperti Metallica, mereka tidak terdengar Amerika, hanya terdengar sebagai sebuah band metal. Lalu Burgerkill, itu adalah nama yang bagus. Semua orang tahu BurgerKing dan akan segera mengingat Burgerkill. Untuk kami, adalah hal yang lucu juga untuk mengetahui bahwa ada sebuah band metal dengan “burger” di dalamnya. Itu adalah hal brilian.

Jadi, menurut saya bahasa bukan lagi suatu masalah. Meski memang jika kamu misalnya membuat album dengan track list berbahasa Sunda, dengan nama band berbahasa Sunda, akan sulit untuk dipahami oleh orang-orang yang mendengarkan Killswitch Engage. Mereka memang orang pemalas, terkadang. Tapi, untuk saya pribadi ada ketertarikan tersendiri ketika menemukan perbedaan di dunia.

Saya mendengarkan banyak hal, bahkan Karinding, and I love that sh*t, hahaha… Semua orang di Eropa dan Amerika harus mendengarkan itu.

 

Jadi, ini memang bukan tentang geografis?

Ya, ini tentang infrastruktur yang kamu buat. Kalian punya komunitas metal yang baru mencapai 20 tahun, dan ini masih merupakan ranah musik yang “muda” jika dibandingkan dengan Amerika dan Eropa. Pasti, kesulitan masih akan ditemui untuk membuat band Indonesiamu dikenal dunia. Tapi suatu saat hal itu akan semakin mudah. Terutama, ketika suatu saat ada band yang memang terus menjajah tanah seberang negara, mungkin akan semakin mudah segalanya.

 

Dari yang sudah dilihat selama di Indonesia, apa saja yang menurut Dom Lawson perlu diperbaiki?

Hmm, mungkin dimulai dari hal yang mengejutkan saya. Saya melihat banyak anak kecil disini memakai baju band lokal dari Indonesia. Saya terkejut, saya pikir akan lebih banyak orang memakai baju Slipknot ketimbang band dalam negeri. Itu adalah hal yang bagus, memang, tapi menurut saya adalah hal yang lebih baik jika anak-anak itu mengenal musik metal dengan lebih luas lagi. Harus ada perasaan bahwa kita semua adalah bagian dari komunitas metal dunia, tidak hanya Indonesia. Menurut saya, hal yang paling penting adalah berinteraksi dengan dunia luar, menjalin koneksi dengan dunia luar, daripada terus menerus mendukung ranah lokal. Maksudnya, prioritas pada akhirnya akan berubah ketika kita bicara go international. Jika di luar Indonesia tugas mereka hanya bagaimana membuat musik yang bagus dan pertunjukkan yang luar biasa, di Indonesia harus ada beberapa orang yang berpikir dengan pandangan yang lebih luas. Lalu sekarang, kamu datang bersama Kimung dan mewawancarai saya seperti yang orang-orang lalukan di industri musik rock ‘n roll tahun 50an – 60an, dan kalian membuktikan bahwa kalian berpikir dengan lebih luas, itu hal yang bagus sekali menurut saya.

 

Tips dari Dom Lawson untuk band ekstrim di Indonesia?

Saya akan menyarankan untuk membuat jalurmu sendiri, dan itu adalah hal yang penting. Kamu harus punya halaman Facebook, Bandcamp, atau apapun itu setidaknya satu layanan online yang digunakan oleh seluruh dunia. Jika kamu hanya berkutat di Indonesia, kamu tidak akan bergerak kemana-mana. Lalu, tetap organisir band kamu dengan sebaik mungkin, agar orang lain tahu apa yang kalian tawarkan. Kalian harus berpikir dengan lebih profesional, percaya diri, dan berpikir dengan lebih terbuka. Lalu, sekali lagi: berkomunikasi dengan band lain atau komunitas lain di luar Indonesia. Jangan berpikir untuk mengirim pesan ke Facebook Lamb of God, karena mungkin mereka tidak punya waktu untuk itu. Akan lebih baik jika kamu melihat festival-festival dunia, lalu kamu menemukan beberapa band death metal keren di Meksiko, dan berkomunikasi dengan mereka. Tetapi, saya berusia 44 tahun, saya tidak begitu paham dengan media sosial, hahaha…  Anak perempuan saya yang mengajari hal-hal semacam itu hahaha…

Sekali lagi, tidak ada hal yang salah dengan musikalitas yang dimiliki band ekstrim Indonesia. Ini hanya tentang pengorganisiran yang lebih baik, profesional, terbuka, dan percaya diri. Ini adalah tentang strategimu mendistribusikan apa yang kamu miliki.

 

Itulah hasil wawancara tim DCDC dengan Dom Lawson. Jika perlu ditarik kesimpulan, dunia sekarang sedang membutuhkan amunisi baru, dan adalah hal yang mungkin jika Indonesia yang ditunggu dunia. Secara musikalitas, Indonesia sudah bisa disejajarkan dengan musisi dunia. Tetapi, masih banyak band Indonesia yang belum bisa memanfaatkan kesempatan, kekurangan kepercayaan diri, dan semua masih berkutat di area mentalitas dan attitude.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner