Perkembangan Musik Alone At Last, dari Single Terbaru Hingga Bergabungnya Balum

Perkembangan Musik Alone At Last, dari Single Terbaru Hingga Bergabungnya Balum

Tahun ini, Alone At Last berencanakan merilis EP terbaru dengan kemasan musik yang lebih agresif dari sebelumnya.

Mengawali kemunculannya kembali pasca meniggalkan sebuah single “Korupsi Sampai Mati” pada 2015 silam, Alone At Last membuka lagi aktivitas mereka dengan merilis sebuah single. Single berjudul “Bertahan Melawan” adalah sebuah karya terbaru dari Alone At last. Proses penemuan tematiknya berawal dari alter ego seorang Ubey (bass). Di bawah label milik Avedis Mutter bernama 40124 Records, sebuah showcase dihelat beberapa waktu lalu yang berlokasi di IFI, Bandung. Selain mereka kembali meraungkan alunan Post-Hardcore/Emo-nya, Alone At Last ditinggal oleh salah satu personil utama, yaitu Owie (ex-gitaris) yang harus melanjutkan pendidikannya di Seattle, Amerika Serikat. Pada saat perhelatan merayakan peluncuran single, posisi Owie digantikan oleh Balum.

Balum sendiri awalnya merupakan musisi solo / gitaris instrumental berdarah kental Ibukota. Dalam karir musik solonya, Balum sampai saat ini sudah menenteng album penuh pertamanya, yaitu Realization of Illusion (2015/BDAP Music) berisikan 10 track lagu bernada Progressive Rock/Classic Rock ala Yngwie Malmsteen atau Steve Vai. Hadirnya Balum pada tubuh grup asal Bandung itu telah tersiar sejak acara perilisan single “Bertahan Melawan” yang kala itu turut dimeriahkan oleh Collapse, Kidsway, dan Class Of The Moon. Pada proses peramuan sebelum single itu resmi disebarkan, Balum pun telah menyuplai teknik permainan gitarnya yang memberikan warna berbeda untuk Alone At Last hari ini.

Apa yang kalian garap setelah perilisan single “Bertahan Melawan” kemarin?
Ubey: Sekarang kami baru mulai lagi sih. Bisa dibilang, garapan kami tertunda, mestinya kemarin pas Bulan Puasa. Karena ada satu dan lain hal, jadinya tertunda. Tapi sekarang, kami lagi proses untuk bikin materi baru.

Kesibukan apa saja yang kalian lakukan beberapa waktu kemarin itu?
Ubey: Kebetulan kan kemarin gitaris kami Owie harus sekolah di Seattle. Terus, kami sempat kebingungan untuk mengisi kekosongan Owie. Akhirnya, ketemu Balum di suatu tempat, kebetulan olahraga sama saya.
Balum: Jadi, Ubey ini sebenarnya petinju men, hahaha...
Ubey: Bukan! Balum yang petinju! Akhirnya saya ajak buat ngisi kekosongan gitar di Alone At Last, dan kebetulan dia mau. Kebetulan juga dia basic musiknya nggak terlalu jauh beda sama Owie, jadi bisa lah.

Jadi, sekarang Owie memang nggak lagi di Alone At Last atau gimana?
Ubey: Dia lagi cuti...
Yas: Hmm, iya dia lagi cuti. Jadi, sekarang itu gitarisnya Balum, Balum At Last (tertawa).

Lalu, bagaimana tanggapan Balum setelah gabung bersama Alone At Last?
Balum: Sebenarnya sih malah banyak dapat referensi, kalau buat saya pribadi dari si Ubey. Kayak proses lagu “Bertahan Melawan” kemarin itu aja kali Bey ya? Lo ngasih referensi baru buat gue, terus gue bikin.
Ubey: Iya...
Balum: Kalau gue sebenarnya orang yang nggak senang denger musik (tertawa)
Ubey: Balum itu musiknya terlalu tua. Dia itu musiknya seumuran sama om saya lah.
Balum: Prosesor gue nggak update, men. Jadi, kalau denger yang baru-baru gitu berat. Asyik sih, banyak dapat referensi baru. Gue pikir bakal dengar lagu-lagu Emo, malah kagak sih.

Berarti, sejauh ini aman ya main sama Alone At Last?
Balum: Iya, aman sih...

Apa ke depannya musikalitas kalian akan berubah dengan adanya Balum ini?
Ubey
: Sebenarnya, kalau secara alter ego, saya itu pingin membuat Alone At Last lebih progresif lagi. Cuma, sebelum-sebelumnya saya ketakutan, karena terlalu jauh dari benang merah Alone At Last-nya sendiri. Tapi, setelah saya pikir-pikir lagi, kenapa harus terpatok gitu dari segi eksplorasi? Kebetulan ada Balum, dan ternyata dia punya kapasitas akan hal itu.
Balum: Sebenarnya itu gue nyeletuk sih, men. Waktu si Ubey bikin lagu, gue bilang, “kudu susah atuh anying!” (harus susah dong, anjing!), tapi malah ribet sendiri (tertawa).
Ubey: Iya, jadi kami suka ceng-cengan gitu.

Sebenarnya cerita single “Bertahan Melawan” itu tentang apa sih?
Yas: Yang lebih tahu Ubey, jadi Ubey yang ceritain!
Ubey: Sebenarnya, itu pengalaman pribadi, tapi saya lihat bisa diangkat sebagai isu global. Maksudnya, lagu itu menceritakan tentang perjuangan di mana setiap orang bertahan melawan sesuatu yang ia targetkan. Dia berjuang melawan mimpi, dia berjuang demi cita-cita, ataupun sekedar berjuang untuk bertahan hidup. Kalau saya pribadi terinspirasi dari orang-orang yang ada di Rumah Cemara. Kebetulan saya aktif disana. Rumah Cemara itu adalah suatu lembaga yang bergerak di bidang sosial dan rehabilitas bagi pengidap HIV/AIDS atau drugs addict. Orang-orang itu sering dijudge sama orang lain, istilah kayak dikucilkan, bahkan sama keluarganya sendiri. Tapi, saya melihat orang-orang seperti itu justru punya semangat juang yang kuat untuk hidup. Dia survive dalam hidupnya, dia bertahan di tengah omongan sinis orang-orang. Seringkali orang yang kena Narkoba itu tidak pernah diberikan kesempatan untuk kerja atau mendapatkan hidup yang layak. Nah, lagu “Bertahan Melawan” itu lebih tepatnya ingin menceritakan hal tersebut. Ya... Sebagai penyemangat untuk orang-orang seperti itu, dan buat kita-kita yang lebih beruntung dari mereka, harus bisa lebih bersyukur lagi lah. Ada contoh orang-orang yang hebat dan orang-orang yang patut diacungi jempol.

Rencana terdekat setelah single kemarin, kalian bakal rilis apa lagi? Album mungkin?
Ubey: Sebenarnya, kalau saya pribadi ya, kayak sedih gitu kalau misalkan rilis fisik dan dijual di mini market atau restoran ayam cepat saji, asa sedih gitu. Maksudnya sih pingin mengeluarkan EP. Mudah-mudahan lancar ya! Kalau single lagi juga nggak masalah sih bagi gue pribadi. Intinya, kami berencana rilis sesuatu tahun ini, dan semoga diberikan jalannya, amin!

Gimana sih pandangan Alone At Last tentang perkembangan musik sekarang?
Ubey: Yang pasti lebih keren-keren ya. Maksudnya, kayak ngeliat band-band baru, mereka itu keren, mungkin karena referensi lebih gampang didapat. Beda sama jaman awal-awal kami dulu yang harus pake kaset dan segala macam, ribet. Cuma ya itu, di balik kekerenan itu, ada sedikit ada yang hilang. Kalau kata saya passion underground itu sudah hilang. Kalau dulu itu, musik-musik underground spiritnya kuat dan solidaritasnya juga, ada movementnya lah. Tapi, kalau sekarang banyak yang hilang.

Foto: Alone At Last Official

View Comments (1)

Comments (1)

  • rizalristiawanr
    rizalristiawanr
    7 Oct 2017
    Kamana atuh sabung ayam
You must be logged in to comment.
Load More

spinner