Korelasi Brutal Dan Teknikal ‘Jahat’ Plasmoptysis

Korelasi Brutal Dan Teknikal ‘Jahat’ Plasmoptysis

Plasmoptysis, namanya memang terdengar sangar, seolah berkorelasi dengan  konsep musik yang mereka bawakan, dengan mengusung genre brutal death metal sebagai identitas bermusiknya. Tergabung di tahun 2006, band ini dulunya memakai nama Mannequin (RIP), sebagai sapaan awal mereka. Namun, karena seringnya mereka bergonta–ganti personil hingga akhirnya nama Plasmoptysis pun mereka pilih sebagai nama baru.

Brutal, sadis, dan biadab! Mungkin menjadi gambaran singkat gaya bermusik kelompok gahar asal Bandung ini. Pengaruh brutal Disgorge, Cannibal Corpse, dan Brodequin coba diharmonisasikan dengan alunan melodius bengis death metal yang teknikal agak nge-jelimet (rumit-RED) dari Hour Of Penance dan Deeds Of Flesh yang menjadi elemen penting Plasmoptysis dalam meramu sebuah materi lagu. Komposisi musik dari beberapa band death metal tanah air macam Jasad, Bleeding Corpse, dan Disinfected pun tak luput mereka padukan, sehingga  karakter death metal mereka lebih terdengar nasionalis.

Delapan tahun sudah kini mereka bergerilya, menyebarkan teror kepada para metalhead tanah air dengan sajian musik yang mereka mainkan. Band yang dimotori oleh Argha Riyan (vokal, bass), Dedy Kresna (gitar), Endry Noerdrajat (gitar), dan Dawan Saputra (drum) ini seakan sempurna dengan hadirnya sebuah EP bertajuk “Dawn The Plague”, yang dirilis oleh salah satu label cadas yang cukup tua di Indonesia, Extreme Souls Productions.

Contact :

https://twitter.com/plasmoptysis

https://myspace.com/plasmoptysis

http://www.last.fm/music/Plasmoptysis

https://www.facebook.com/plasmoptysis

Photo : istimewa

(Septian Nugraha)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner