Ketika Band Jadi Inspirasi untuk Menciptakan Karya Selain Musik

Dari Koil sampai Burgerkill, band-band yang diterjemahkan menjadi produk-produk grafis inovatif

Kreativitas memang tanpa batas. Tidak hanya pelaku, para penikmat atau bagian apapun yang terlibat pada suatu karya seni dapat unjuk kebolehan melalui segala macam media. Aktivitas dalam mengekspresikan ketertarikan maupun keterlibatan dalam suatu karya seni pun tidak selalu harus berhenti pada satu titik. Seperti yang dilakukan oleh beberapa teman kita di bawah ini. Mereka menunjukkan bahwa inspirasi bisa datang darimana saja, dan musik bisa menjadi jembatan untuk melahirkan karya lain selain musik itu sendiri.

 

“Koil: Dragonian Warriors”

Perjalanan bermusik yang dilalui oleh Koil ternyata menginspirasi beberapa pemuda. Mereka merampungkan komik yang berjudul “Koil: Dragonian Warriors” dan dirilis pada Agustus 2016. Komik ini merupakan karya dari Patra Aditia, Anky Prasetya, dan Indra Nabun yang sebenarnya sudah mulai terdengar sejak tahun 2014. Pembuatan komik ini sangat didukung oleh para personil Koil, dan mereka pun turut andil dalam penentuan detail dari konten yang disajikan. Dalam komik ini, para personil akan menjadi tokoh utama dengan cerita yang mengkombinasikan lagu-lagu miik Koil beserta imajinasi pembuatnya.

 

“Tribute to Mocca”

Menjadi fans dari suatu band atau musisi tidak selamanya berarti menjadi seseorang yang pasif. Terbukti dari kegiatan yang dilaksanakan oleh 25 penulis muda yang tergabung dalam “Swinging Writers” yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Palembang. Pada tahun 2011, mereka merilis buku kumpulan cerpen bertajuk “Tribute to Mocca” yang berisi penafsiran mengenai lirik lagu Mocca.. Ke-25 penulis yang tergabung dalam satu komunitas ini menyajikan penafsiran mereka yang didominasi tafsiran tentang jatuh cinta dan patah hati. Pembuatan buku ini merupakan satu bentuk apresiasi kepada Mocca dari para fansnya setelah Mocca sempat mengumumkan untuk vakum. Alhasil, “Tribute to Mocca” ini rampung dan disambut baik oleh Mocca maupun labelnya.

 

“Petualangan NAIF dan Mesin Waktu”

Menyalurkan hobi menggambarnya, penabuh drum NAIF, Franki Indrasmoro atau biasa dipanggil Pepeng menciptakan karya selain dari musik untuk mengekspresikan cerita tentang bandnya. Ia menggambar komik mengenai perjalanan, peristiwa, dan hal-hal unik yang dialami NAIF, diselipi dengan humor-humor yang menggelitik. Tokoh dalam komik ini menggambarkan ke-empat personil Naif, yaitu David, Emil, Jarwo, dan Pepeng sendiri. Cerita dalam komik ini sesuai dengan kehidupan nyata, mencakup juga ciri khas, gaya, dan cara bicaranya masing-masing. “Petualangan Naif dan Mesin Waktu” dirilis di tahun 2010, dengan “Radio Antik” sebagai seri pertamanya.

 

“Bottlesmoker Papertoys”

Duo pop-elektronik Indonesia, Bottlesmoker punya caranya sendiri untuk menyalurkan kreativitasnya di luar musik. Bekerjasama dengan Dikids, mereka membuat papertoys yang merupakan representasi dari personil Bottlesmoker itu sendiri, yaitu Angkuy dan Nobie dengan kostum yang beragam. Papertoys ini dapat diunduh secara cuma-cuma melalui akun tumblr mereka, dan ada pula yang diperjualbelikan.

 

“Spit The Venom 2013 Photobook”

Inilah salah satu karya lain dari Burgerkill, selain menghasilkan musik. Setelah melibas banyak kota di Nusantara dalam rangkaian tour “Spit the Venom”, Burgerkill memutuskan untuk membukukan dokumentasi berupa foto ke dalam satu buku, yaitu “Spit The Venom 2013 Photobook”. Foto yang berjumlah lebih dari 400 buah disajikan dalam disini, dan foto-foto ini merupakan hasil dari fotografer resmi Burgerkill, Refantho Ramadhan dan teman-teman kontributor lainnya. Selain buku, dokumentasi berupa DVD pun tersaji ke dalam satu paket. Buku dan foto dalam “Spit The Venom 2013 Photobook” ini tak perlu diragukan lagi kualitasnya, maka adalah wajar jika buku ini dibandrol dengan harga yang lumayan tinggi.