Kelompok Penerbang Roket: “Kami selalu coba membuat sesuatu yang fresh”

Kelompok Penerbang Roket: “Kami selalu coba membuat sesuatu yang fresh”

Inovasi Kelompok Penerbang Roket dalam kancah bermusik di tanah air yang selalu menghadirkan kejutan yang segar

Lanskap kehidupan Ibu kota yang lengkap dengan dunia urbannya selalu menjadi saksi bisu terlahirnya salah satu grup musik yang melanjutkan kiprah karya para musisi tanah air terdahulu. Kini lanjutan tradisi grup musik rock yang fasih membawakan rock n roll itu bernama Kelompok Penerbang Roket.  Mereka memainkan dan melanjutkan tradisi yang dibawa dari musik rock terdahulu seperti AKA, Duo Kribo, Panbers, hingga Led Zeppelin dan Jimi Hendrix dengan pengemasan musik rock yang lebih modern.

Kelompok Penerbang Roket yang berawal dari sebuah pertemanan dan berujung dengan membuat sebuah grup musik ini semakin marak diperbincangkan oleh beberapa pendengar musik tanah air perihal musikalitas yang mereka ciptakan. Musikalitas Kelompok Penerbang Roket terbilang cukup unik dan berbeda dengan musisi lainnya, yaitu adanya pengaruh musik rock 1960-1970-an di setiap balutan riff gitar yang dilantunkan oleh sang gitaris seakan timbul psychedelia moment lewat beberapa suara noise dan fuzz ketika menikmatinya. Berlandaskan 3 instrumen utama dalam penciptaan musikalitasnya berupa bass, gitar, dan drum, nyatanya mampu membuat tiga pemuda ini meroket secara mendadak di kancah musik tanah air. Mereka  menelurkan album perdana bertajuk Teriakan Bocah yang banyak bercerita tentang hiruk pikuknya kehidupan ibu kota lewat tampilan sampul album bocah kulit hitam berteriak, dan satu album remake bertajuk HAII, yang merupakan salah satu album perdana grup musik Panbers. 

Namun perlu di ingat bahwa Kelompok Penerbang Roket, terus bereksplorasi dalam bermusik hingga mengajak salah satu rekannya untuk memasukan beberapa unsur synthesizer yang kental terasa pada beberapa lagu, serta dengan tampilan visual yang dapat dinikmati lewat layar kaca berupa video klip. Tak terhitung lama, Kelompok Penerbang Roket baru saja merilis video klip terbarunya berupa serial yang menggunakan tiga lagu untuk satu video. Lagu-lagu tersebut berupa “Tanda Tanya”, “Beringin Tua” dan “Target Operasi” yang dibuat  layaknya film pendek. Sebelumnya mereka juga berinovasi dalam video klip “Cekipe” yang menggunakan teknik qubicle screen.

Kelompok Penerbang Roket yang terdiri dari Rey Marshall (Gitar), John Paul Patton (Bass/Voc), dan Igusti Vikranta (drum) pada tahun 2017 mendatang akan merilis mini album mereka dalam format piringan hitam. Setelah sebelumnya juga sempat merilis single bertajuk “Jimi Hendrikoes” dalam format kaset pita dan beberapa aktivtias konser yang telah diagendakan.

Musik 60-70’an apa saja yang kalian masukan dalam musikalitas kalian?
psychedelic, blues, progresif rock, pop, hardrock, classic, afro rock.

Siapa aja sih referensi musik pada era 1970-an?
Banyak banget, kalau dari Indonesia ada Duo Kribo, AKA, SAS, Panbers, Sharkmove, dan kalau dari luarnya tuh juga banyak sih kayak Led Zeppelin, Deep Purple, The Who, Cream, dan Jimi Hendrix.

Ditahun tersebut mungkin identik dengan kultur hippies dan kebebasan, menurut kalian kebebasan itu seperti apa sih?
Yah bebas dalam bermusik dan di panggung gitu, dan nggak ada batasannya, nggak ada pengkotak-kotakan terserah kami mau ngapain, ya makanya kami ekspresiin apa yang kami suka dan kayak gitu di panggung, cara bikin lagu kayak gitu.

Kalau dari beberapa materi yang telah kalian keluarkan, lebih bercerita seputar hal apa sih?
Kalau album pertama, Teriakan Bocah sih pengalaman kehidupan sosial yang kami lihat di ibukota lah, yang dituangkan dalam bentuk lirik dan musik. Misalkan kayak lagu “Anjing Jalanan” gitu menceritakan tentang kusutnya kehidupan ibu kota gitu, mungkin di kota-kota lain juga atau mungkin sebaliknya cerita tentang memang benar-benar anjing yang ada dijalanan, yang suka ngorek-ngorek sampah dan kencing sembarangan.

Baru-baru ini kalian baru ngeluarin video klip series, dari mana kalian mendapatkan ide seperti itu?
Sebenarnya sih simpel, kami Kelompok Penerbang Roket selalu coba membuat sesuatu yang fresh, dari awal banget kami launching single itu kami bikin di penjara. Terus dari kover album aja kita juga yang ngga ada nama band kita Kelompok Penerbang Roket di sampul depannya cuma kami bikin foto kepala anak kecil yang teriak. Dan dari video klip terakhir yang sebelum baru itu “Cekipe” itu nama istilahnya, tuh, qubicle screen itu di mana yang kami manfaatin teknologi jadi 360 derajat. Terus kalau yang sekarang ini kami gabungin dari tiga single yang terakhir ini dan digabungin jadi satu video klip gitu. Bisa dibilang jadi kaya shortmovie sih, jadi kayak film pendek gitu.

Tapi sebelum kalian mengeluarkan 3 lagu dalam satu video tersebut, ada ngga yang telah duluan mengeluarkan seperti kalian ini?
Ada beberapa, cuma kalau yang baru bikin kayak kami bikin ini di Indonesia itu baru kami yang pertama.

Untuk kedepannya, apasih yang ingin kalian lakukan ?
Yang akan kita lakuin yang pasti, panggung jalan terus kalau gebrakan baru sih kita akan keluarin mini album dalam bentuk piringan hitam, untuk tahun depan.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner