Kelelawar Malam: “Di Album Ini Kami Juga Memberikan Penghormatan untuk Iwan Fals dan Darkthrone”

Kelelawar Malam: “Di Album Ini Kami Juga Memberikan Penghormatan untuk Iwan Fals dan Darkthrone”

Setelah memerlukan waktu kurang lebih 6 tahun untuk mengumpulkan materi di album keduanya, Kelelawar Malam kembali bangkit dari kubur dengan album kedua bertajuk Jalan Gelap. Band horror punk asal ibukota Jakarta, yang “dihantui” oleh Sayiba Von Mencekam (Vokal/Gitar), Deta Beringas (Gitar/vokal), Fahri A-Maut (Gitar), Uri Mongol (Bass) dan Hafid Buto (Drum), adalah salah satu dari sekian grup lokal yang sangat menonjol untuk dalam hal horror terutama dengan sering menghadirkan tema hantu era 70’an dalam beberapa musikalitasnya.

Untuk musikalitasnya sendiri, beberapa unsur musik kerap dituangkan oleh Kelelawar Malam terlebih di album Jalan Gelap. Mempunyai standarisasi memainkan musik Punk ala The Misfits atau Danzig. Keleawar Malam nyatanya tak hanya bermodalkan influens tersebut dalam meramu musikalitas, melainkan menaruh banyak beberapa unsur musik seperti blues, surf rock, hingga black metal dengan pengemasan yang cukup raw membuat bulu kuduk berdiri ketika mendengarnya. Ditambah dengan tema horror hasil dari karya buku dan film di era keemasannya Suzanna yang kian menghantui hingga rasuk kedalam tidur yang lelap.

 

Kalian mengatakan ‘nyaris hampir 6 tahun’ proses pembuatan album Jalan Gelap. Apa saja yang Kelelawar Malam lakukan dalam kurun waktu tersebut?

Dalam kurun waktu tersebut kami masih aktif bermain, termasuk juga bermain di luar kota. Terus kami juga punya beberapa rilisan seperti split dengan Ghaust dengan format 7” [Grive Records, Slap Bet Records (SIng), Casctus Records (MYS)] - 2011, Nocturnal dengan format kaset [Alaium Rec]- 2014 , single Horror Metal Punk 7” [Stockroom Rec]- 2016

 

Apa yang menyebabkan album Jalan Gelap sangat lambat dalam perilisannya?

Ada beberapa mungkin, klasiklah masing-masing ada kesibukan sendiri-sendiri baik pribadi maupun pekerjaan, dan juga kami sendiri ada pergantian personel dan formasi. Drummer kami Apin Kiamat keluar, terus kami sempat ganti formasi, Deta (Beringas) sempat mengisi drum, lalu si Uri (Mongol) mengantikan Deta menjadi bassist, lalu akhirnya kami mendapatkan Drummer baru Hafid (Buto),  dan  Deta mengisi posisi baru sebagai gitaris ketiga Kelelawar Malam.

 

Unsur apa saja yang membedakan album ini dengan album pertama kalian ?

Di album ini tentu saja kami banyak belajar dari album pertama kami, kami lebih siap secara teknis maupun non teknis, tentu saja dengan formasi yang baru ada warna baru di musik kami, tapi selain itu kami tetap sama , tetap bersenang-senang di saat prosesnya , saya kira itu yang terpenting.  Dan di album ini kami juga memberikan penghormatan untuk Iwan Fals dan Darkthrone, bisa didengar di track “Jalan Gelap” dan “Horror Metal Punk”.

 

Mengapa pada track list di album ini banyak mengambil beberapa track dari materi Kelelawar Malam sebelumnya?

Memang suatu keharusan menurut saya, karena tujuannya lebih menyempurnakan dan finalisasi lagu-lagu lama yang sudah di rilis tapi belum masuk ke full-album.

 

Bisa dijelaskan dari segi orientasi lirik materi di album Jalan Gelap dengan memasukkan berbagai tema didalamnya. Salah satunya tentang kenyataan yang terjadi di Indonesia ?

Orientasi lirik kami sebetulnya mengambil sisi gelap dari hubungan manusia dengan manusia, alam baik kasat ataupun yang tidak kasat mata dan juga dengan Tuhan.

 

Lebih ditujukan pada khalayak seperti apa album Jalan Gelap yang baru dirilis oleh Kelelawar Malam ?

Album kami ditujukan kepada manusia - manusia yang bergelimangan dengan segala kelalaian yang terjadi dalam hidup mereka.

 

Seberapa erat jalinan pertemanan antara Ghaust dan Kelelawar Malam. Hingga mendedikasikan album Jalan Gelap untuk Almarhum Edo selain keterlibatan Uri dalam Kelelawar Malam ?

Saya sudah bersahabat dengan Edo dari sebelum Kelelawar Malam dan Ghaust ada, yang mengenalkan Uri ke saya adalah Edo. Dan di saat kami sedang membutuhkan pemain pengganti Drum atau gitar kami pasti akan meminta bantuan Edo. Semua personel Kelelawar Malam cukup dekat dengan Edo, Dia sudah support kami dari hari pertama. Jadi ya sebuah kehilangan yang luar biasa kami rasakan. Kalau untuk Uri, Kami dengan  Ghaust kurang lebih tumbuh bersama, kami pernah Tur bareng, pernah buat split album, Uri juga secara personal sahabat kami juga, saya kira kategori pertama di saat Kelelawar Malam merekrut personel adalah pertemanan, orangnya cocok atau tidak denga kami, begitu juga saat Hafid masuk.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner