Interview: Nafas Segar Pembaruan Musik Yas Budaya

Interview: Nafas Segar Pembaruan Musik Yas Budaya

“Saya akan nawarin sesuatu yang baru buat kuping masyarakat Indonesia, sesuatu yang baru dan inovatif, party and have fun in the same time”.

Yas Budaya, seorang frontman dari band Alone At Last, yang vokal menyuarakan semangat Positive Mental Attitude ini bercerita tentang progress musik Alone At Last sampai proyek musik terbarunya, MITOSMISTIS. Di proyek terbarunya ini, Yas menawarkan sesuatu yang baru, dari mulai konsep sampai warna musiknya. DCDC berkesempatan mewawancari Yas tentang banyak hal yang menjadi pemikirannya tentang musik dan proses kreatifnya sebagai musisi. Lalu, apakah dia masih nyaman dengan image “emo” nya itu? Simak wawancaranya berikut ini.

Yang saya amati, sejak awal kemunculan Alone At Last (AAL) banyak bicara soal lirik personal. Namun, seiring perkembangannya, AAL menjadi lebih reaktif terhadap hal sekitar. Bisa jelaskan progress sisi kreatif Alone At Last seperti apa dari awal muncul sampai sekarang?
Mungkin, saya awali dengan kata "spontanitas", karena saya selalu tertarik dan mungkin termasuk golongan itu. Spontanitas selalu menjadi makanan saya sehari-hari kayaknya, dimulai dari album pertama Alone At Last sampai album terakhir, Integriti. Mungkin, lirik-lirik yang saya buat sangat spontan dan kadang bisa tiba-tiba ngalir begitu aja. Tapi, bicara tentang waktu, bisa dibilang perubahan penumpahan lirik memang harus dari hati. Ini bisa dilihat mungkin buat yang tahu perjalanan saya dalam membuat lirik dari album pertama tentang rasa patah hati yang begitu dalam, dan di album kedua yang lebih memperlihatkan sisi gelap dan kemarahan, sampai di album terakhir yang lebih memberikan motivasi dan rasa positif. Ya, bisa dibilang suatu hal yang menarik buat saya menjadi divisi lirik, seperti cerita di dalam novel yang kemudian bisa saya baca lagi maknanya yang kadang bisa dualisme. Balik lagi, si pembuat lirik yang lebih mengetahui makna yang sebenarnya.

"Spontanitas selalu menjadi makanan saya sehari-hari kayaknya, dimulai dari album pertama Alone At Last sampai album terakhir, Integriti."

Apa masih nyaman dengan image "emo" itu?
Buat saya pribadi, gak ada masalah kok. Toh, semua lagu pasti ada emosinya bukan?

Menanggapi keluar masuknya personil AAL sendiri, kenapa banyak dari departemen gitar?
Iya ya? Gue juga baru sadar itu kok bisa gitu ya? Mungkin ada yang bisa jawab kenapa bisa gitu? Hahaha...

Hal konkret apa dari jargon PMA yang sering Yas ucapkan, jika diterapkan dari sisi musikalitas? Apa dengan membuat lirik yang membangun atau seperti apa?
Album Integriti mungkin bisa dibilang selipan saya dari semangat Positive Mental Attitude. Saya sempat mengira apakah keadaan spontanitas saya yang sedang positif dapat diterima sama yang suka Alone At Last, mengingat album sebelum-sebelumnya lebih mengutarakan rasa patah hati dan sakit yang mendalam, atau bisa dibilang kemarahan. Tapi, alhamdulillah responnya positif. They shouted out loud in front of the stage with my positive lyrics in the end, and it is fun.

"They shouted out loud in front of the stage with my positive lyrics in the end, and it is fun."

Apa pencapaian yang belum bisa didapat AAL?
Pencapaian apa ya... Buat gue pribadi, lihat yang di depan gue pogo, moshing, teriak sambil nangis neriakin lirik-lirik gue, menurut gue itu udah top of the chart.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner