Interview: Mengkonotasikan Senang-Senang Lewat

Interview: Mengkonotasikan Senang-Senang Lewat "Body Won't Stop"

Rock N Roll Mafia menolak untuk kehilangan esensi bersenang-senang di lagunya, mengesampingkan usia band mereka yang sudah cukup berumur.

Rock N Roll Mafia adalah sebuah nama yang berkiprah di ranah musik indie sejak lama, yaitu lebih kurang 15 tahun. Mereka sudah merilis S/t LP (2002/Groove Recording), Outbox LP (2007/FFWD Records), Play EP (2011/RNRM vs UNKL347), Prodigal LP (2012/Organic Records) dan terbaru dari mereka adalah single “Body Won’t Stop”. Tentu, dengan umur yang hampir menginjak kepala dua itu telah banyak fase yang dialami oleh Rock N Roll Mafia, terutama dari pendewasaan warna musiknya yang cukup terasa, hasil racikan Ekky Darmawan (vokal), Hendra Jaya Putra (keyboard / synth / programming) dan Bueno Jurnalis (bass / synth). Namun, mereka tidak ingin menampilkan sisi ‘tua’ pada pendengarnya. Mereka menyiasati dengan nuansa musik fun yang menjadi benang merah dan dihadirkan dalam single terbarunya.

Simak wawancara DCDC dengan Rock N Roll Mafia.

Berapa lama sih kalian vakum?
Ekky
: Hampir dua tahun. Sebenarnya, kami nggak vakum juga sih...
Hendra: Iya, dua tahunan kali ya? Cuma, mungkin waktu itu kami kurang perform aja. Udah gitu, memang nggak nyari juga dan nggak diajakin juga (tertawa). Pada sibuk masing-masing sih intinya. Kadang, ada juga rasa kangennya untuk main lagi.
Ekky: Sebenarnya lagu ada dan kami tetap bikin.

Tadi kalian bilang tetap bikin lagu selama vakum. Kemana arah eksplorasi musik saat vakum sampai akhirnya menghasilkan musikalitas yang berbeda di lagu “Body Won’t Stop”?
Hendra: Kalau gue pribadi, jujur belajar dari kesalahan semua. Jadi, dari album pertama dan kedua, itu adalah proses. Album pertama kayak gitu dan gue masih belum puas. Album kedua, menurut gue masih banyak kesalahan-kesalahan di album pertama yang gue perbaiki lagi. Kayak proses belajar, dari yang tadinya ego, idealis, dan emosi dikeluarkan di album pertama. Kesini-kesini, gue mikir untuk nyoba nahan ego dan nggak terlalu meledak-meledak. Bisa dibilang proses pendewasaan kali ya...
Ekky: Sama sih sebenarnya. Kami mencoba tahan ego untuk nggak terlalu idealis. Lebih banyak dengar masukan dari musik yang ada sekarang dan ruang lingkup sekitar juga. Apakah itu membaur lebih ke bawah, lebih ke ‘anak-anak’ sekarang, dan itu menurut kita adalah hal yang penting untuk bisa seperti itu.

Lalu, apakah ‘Body Won’t Stop’ dibuat dan ditujukan untuk target pasar RNRM?
Hendra: Engga sih. Itu gue bikin sebenarnya mencoba jujur aja sama karya. Gue bikin sesuatu, di mana gue udah berumur tapi nggak pingin diliatin kalau gue itu tua. Jadi, gue pingin childish keluar di situ. Nuansanya fun banget. Ya itu unsur childishnya seorang Rock N Roll Mafia di lagu itu.

Childish itu juga masuk di tema musik single terbaru kalian ini?
Hendra: Iya, tentang itu.
Ekky: Mungkin, sedikit benang merahnya itu kayak lagu "Never Give Up" sih. Lagu "Never Give Up" itu liriknya lebih serius, kalau “Body Won’t Stop” dikonotasikan untuk hidup dibawa senang, dan hal menyeramkan belum tentu hal yang jahat atau menakutkan. Jadi, dibawa lebih fun aja.
Hendra: Dulu, lagu yang gue bikin itu semuanya jujur. Di album pertama, gejolak dan semua ego dimasukin. Sekarang, kami udah nggak ego lagi, loh. Dan itu yang kami keluarin di single baru ini.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner