Fernie Sue : “Kita Berharap, Bisa Jadi Satu Opsi Untuk Didengar Sama Orang”

Fernie Sue : “Kita Berharap, Bisa Jadi Satu Opsi Untuk Didengar Sama Orang”

Terbentuk ditahun 2013 silam, grup musik yang dimotori oleh beberapa personil lama seperti Altama L. Sidarta (Vokal/gitar), Bima Abdi (gitar/vokal), Rama Florenza (bass/vokal) dan Radityan Akbar (drum) yang merupakan pecahan dari proyek musik Arck, Thirteen dan Revara tersebut kini membentuk Fernie Sue. Secara musikalitas, Fernie Sue cukup berbeda dibandingkan band mereke sebelumnya, khususnya penekanan nuansa musik Shoegaze, Indie Rock bersifat Emotive berbalut Noise Pop, sangat terasa pada EP Deteached yang berhasil dirilis oleh Winona Tapes pada 2016 silam.

BACA JUGA - Kebangkitan Kembali Musik Shoegaze Lewat Single Anyar Sugarstar “Delirious”

Apa yang kalian rasakan setelah selesai tampil perdana di Kota Bandung ?
Yang pasti kita senang main pertama kali di Bandung, cuma nggak senangnya jalan dari Jakarta menuju Bandung macet. Apa lagi diundang main di acara yang berlokasi lumayan hype di Bandung, pasti excited-lah serta bisa barengan bersama band-bandnya lainnya yang berada di luar kota.

Bagaimana ceritanya bisa membentuk grup musik Fernie Sue ?
Awalnya Fernie Sue itu formasinya berempat, dan sebelumnya Alta, Bima dan Rama itu punya proyek band lain. Dari tahun 2005 punya band lain semacam Arck, band itu masih ada cuma untuk sekarang on/off. Karena kita mempunyai interest yang sama, terus Arck waktu itu juga lagi nggak main, yaudah kita bikin lagi band baru bareng yaitu Fernie Sue ini. Ditambah bantuan teman lama kita untuk di drum ada Adit. Jadi Adit itu, juga punya band lain sebelum gabung sama kita namanya Thirteen. Kita mulai membentuk Fernie Sue ini dari tahun 2013, dan sejauh ini kita baru rilis EP Deteached.

Sebelum Rilis EP Deteached. Fernie Sue sempat rilis apa sebelumnya ?
Sebelum rilis EP, kita sempat juga rilis demo tiga lagu dan itu cuma ada di layanan musik streaming Bandcamp dan Soundcloud aja. Terus tahun 2015 atau 2016, Siddha mengajak untuk rilis EP Deteached itu dalam format kaset dan bergabung jadi rooster labelnya dia Winona Tapes. Kebetulan kita juga waktu itu punya beberapa lagu yang belum direkam, akhirnya direkam dan dirilis langsung sama Winona Tapes. Jadi sejauh ini baru itu aja sih yang udah kita hasilin, sisanya ya merchandise.

Apa alasan kalian memilih jalur musik emotive seperti ini ?
Sebenarnya kalau untuk dibilang Emo itu, kita nggak Emo juga mungkin karena orang-orang lah menganggap seperti itu. Mungkin karena kebetulan influence yang ktia dengar band-band Emo, jadinya musik kita orang menganggap ada Emo-nya. Kita juga nggak buat ini semacam band Emo atau Indie Rock cuma natural aja, memang kita mempunyai kesukaan yang sama antara satu personil dengan lainnya, dan kebetulan pas band ini dibentuk ya jadinya seperti ini. Kebetulan juga ktia dulu dengerin bareng-bareng pada jamannya Emo-lah, mungkin secara nggak langsung bikini musik kita seperti sekarang ini. Tambahin sedikit, mugkin karena umur kita sekarang, jadi kita dengar apa yang benar-benar kita suka aja. Masalah suka atau enggaknya itu, udah nggak kita kotak-kotakin lagi dan ternyata kebetulan kita pikir keren yaudah (ketawa).

Kalau tidak pada jalur Emo. Kalian lebih menekankan musikalitas seperti apa ?
Kalau bicara tentang musik kan, base kita Alternative sih. Kita berangkatnya awalnya juga dari sharing musik Alternative, Emo dan lain-lain. Cuma memang dalam penulisan lagu kita banyak dengar band lainnya juga, termasuk bisa dibilang kayak Shoegaze, atau Indie Pop itu kita dengerin semua. Jadi kita nggak mengcopy band-band yang sudah terkenal dalam musik Fernie Sue, tapi meleburkan beberapa unsur musik lainnya. Balik lagi sih, kalau sekiranya kita nyaman maininnya yaudah kita main aja musik kayak gini.  Kayak penulisan lirik aja, kita percaya musik itu bisa merefleksi sebuah suasana. Pada intinya lirik musik Fernie Sue mengangkat pengalaman pribadi, maksudnya kita merasakanlah sebuah masalah terlebih dari proses remaja menuju dewasa. Terus, sisanya kita suarakan dalam bentuk karya musik dengan apa yang jujur dalam hati, itu memang lebih baik. Kebetulan juga lirik musik Fernie Sue, sentimentil sekali karena pada saat itu juga merasakan hal itu.

Setelah EP Deteached dirilis. Apakah kalian sempat membuat sebuah tur ?
Kalau untuk tur pernah, dulu kita juga sempat membuat sebuah acara tur sebelum EP Deteached dirilis, tur itu namanya ‘Dumb Dumb Tour 2014’ yang bikin waktu itu Wasted Rockers. Waktu itu kita perginya barengan sama Barefood, Vague, sama Swell dari Bandung. Jadi kita berangkatnya dari Jakarta, sampai ke Jatinangor main di kampus Unpad yang bikinnya anak fakultas Fisip atau Bahasa gitu kita lupa. Sudah dari Jatinangor, kita lanjut ke Cirebon dan Pekalongan, abis itu kita balik lagi ke Jakarta. Ada pengalaman unik sih, selama perjalan tur didalam bus, si Bima menyendiri terus duduk di depan sambil main laptop atau nggak baca buku. Itu bahannya dia buat materi kuliah, selama perjalanan tur karena si Bima kebetulan dosen. Waktu kita tur juga, entah kenapa animo beberapa orang yang nonton kit waktu itu nggak cuma diam aja, tapi bikin meriah acara.

Terkahir. Bagaiman kalian melihat perkembangan musik Emo di ranah lokal serta Fernie Sue kedepannya bakal seperti apa ?
Kalau dari kita, menilainya dari empat tahun terakhir maju banget. Maksdunya dari mulai pelakunya, sampai pendengarnya itu juga meningkat banget dan mungkin juga lagi hype. Selain itu, teknologi juga membantu banget dalam hal bermusik yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Sama kayak kita juga, bermusik kita nggak ingin ada beban tapi have fun. Jadi musik itu bagi kita biar saling ketemu, karena kalau nggak ada band kita nggak bakal ketemu satu sama lain. Kedepannya kita bisa jadi satu pilihan untuk didengar sama orang yang suka sama frekuensi musik seperti ini, dan kita salah satu pilihan. Rencana terdekat ktia bakal bikin launching EP Deteached, kemungkinan kita juga bakal jadi opening act nya Turnover, cuma masih belum tahu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner