Felt Project: Ketika Musik dan Fetisisme Bertemu

Felt Project: Ketika Musik dan Fetisisme Bertemu

Satu pertanyaan menggelayut di benak saya: Apakah ada hobi yang tidak berhubungan dengan fetisisme? Apakah ada suatu hobi yang tak harus berhubungan dengan mengumpulkan objek-objek/benda-benda? Kalau Anda memiliki hobi sepeda, tentu saja Anda akan sibuk dengan mengumpulkan frame atau velg yang boleh jadi harganya tentu tidak akan murah. Atau kalau Anda memiliki hobi berlari, perlengkapan tak akan lengkap tanpa sepatu atau pakaian lari yang nyaman – dan tentunya harganya akan mahal dibanding sepatu lari biasa.

Kalau Anda memang memiliki hobi di bidang musik, juga tidak akan lepas pada hal-hal yang berbau “kebendaan”. Anda akan sibuk dengan segala objek musik. Para penggila piringan hitam atau kaset akan berlomba-lomba mengumpulkan segala koleksinya di rak rumah mereka. Para peminat audiophile, rela menghabiskan uangnya semi perangkat musik yang enak dan nyaman di telinga. Segala fenomena itu membuktikan kalau hobi pasti akan berkaitan dengan obsesi terhadap benda-benda.

Setidaknya hal itu terbersit juga dalam benak saya ketika hadir pada Pameran Felt Project yang menampilkan puluhan slip-mat piringan hitam indie label local pada Sabtu, 25 Februari 217 di Spasial Bandung. Slipmat adalah material yang biasa terbuat dari karet atau bahan sintetis berbentuk lingkaran yang menjadi alas di turntable. Ada puluhan indie label local yang terlibat dalam pameran ini seperti Bhang Records, Grimloc Records, Uprock 83, Studiorama, Elevation Records, Yesnowave Music, Stockroom Records, Lawless Records, dan masih banyak lagi. Pameran ini menampilkan desain-desain logo berbentuk slipmat yang dipamerkan kepada pengunjung.

Kalau ditelaah lebih jauh, slipmat ini merupakan bentuk fetisisme akan musik itu sendiri, terutama berhubungan dengan kultur piringan hitam. Kalau Anda ingin tampilan piringan hitam menjadi keren dan berkelas, lapisan slipmat dapat menjadi pilihan yang akan membuat tuntable jadi lebih enak dilihat. Slipmat menjadi representasi terhadap hasrat kita terhadap suatu budaya yang mampu menarik kita sehingga memiliki obsesi mendalam terhadap musik itu sendiri.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner