Eyenapatna:

Eyenapatna: "Band Baru Itu Harus Punya Movement dan Gak Pantang Menyerah"

Gelombang musik di ranah lokal yang kini semakin menggeliat. Banyak dikerumuni oleh band-band anyar dengan modal keragaman genre, serta mengembangkan dari yang sudah ada sebelumnya. Dimotori oleh M. Ariz Rizky, Gilang Chandra, Fachrianza T. Imami, dan Mahfi Gema Saftarie yang terbentuk dalam Eyenapatna. Merupakan band baru, yang terbentuk sekitar tahun 2014 silam, yang sebelumnya menggunakan identitas berupa The Secret Under The Door yang kini berubah menjadi Eyenapatna. Perjalanan musik mereka yang telah berganti personil ini, akhirnya dapat merilis sebuah single perdana berjudul “UpHeavel” dan nantinya akan segera merilis single selanjutnya serta rangkuman album EP atau album penuh secara DIY.

 

Bisa diceritain awal mula Eyenapatna terbentuk seperti apa hingga saat ini ?

2014. Awalnya sih yang ngeband duluan itu ada Ariz, Mahfi, dan Regi. Lalu setelah itu Ariz ngajak saya (rama) buat jamming bareng karena waktu itu ada live audisi salah satu pensi ternama, dan masih belum punya nama band saat itu. Sampai akhirnya kita berjalan, karena kita satu kampus di Unisba. Lalu ketemu Gilang dulu yang juga band-band’an. Terus formasi kita saat itu udah berlima. Manggung pertama masih coverin band-band lokal waktu itu, sampai ditengah jalan Regi pun keluar dari band gara-gara wanita yang waktu itu namanya The Secret Under The Door. Dan formasi kita jadi berempat, yang awalnya garage rock udah coba kaya Black Rebel Motorcycle Club, Graveyard, cuma gagal sampai kita nemu stoner rock. Setiap dari personil punya genre beda-beda hingga nemu The Sword. Waktu masih pakai nama The Secret Under The Door, kita sepi manggung selama setahunan. Lalu pas kita briefing di salah satu rumah personil di daerah Antapani, dan akhirnya ganti nama jadi Eyenapatna dari Antapani. Hingga Fachri masuk sebagai personil kelima di Eyenapatna. Sempat main di Bali juga tour sama Electracontra. Dan kita terimakasih banget sama Rollfast, Lily Of The Valley dan teman-teman di Bali yang sudah bantuin Eyenapatna bikin gigs disana. Kami banyak banget terimakasih terutama sama Nata dan Tepi. Serta DCDC yang sudah bantuin publikasiin tournya Eyenapatna pas di Bali, terimakasih banget. Jadi buat teman-teman jangan sungkan untuk submit DCDC Shout Out di www.djarumcoklat.com  walau genre apapun itu.

 

Berarti genre yang kalian pegang sekarang, berkutat stoner rock, garage rock, hard rock atau apa ?

Sebenarnya banyak orang yang bilang kita itu stoner rock, tapi orang bali ada yang bilang kita psychedelic stoner, pscychedelic rock. Kita itu sebenarnya hard rock sih root nya, cuma karena dari masing-masing personil punya referensi berbeda-beda kadang musiknya pun roots kemana-mana, paling rock sih basicnya.

 

Kalau untuk single kalian sendiri berjudul “Upheavel” itu ingin menyampaikan apa ?

Untuk “Upheavel” sendiri itu sih. Untuk seseorang yang lagi nunggu kapan dia muncul di permukaan masyarakat, pembuktian lah intinya. Nyambung lagi buat kita sebagai ajang pembuktian atau show off ekspresiin musik kita ke banyak masyarakat. Dan kemarin juga banyak tolong kita di single itu. Termasuk untuk ilustrator yang bikin artwork untuk single “Upheavel” namanya Yusuf Twinda Ibrahim. Dan proses mastering dan mixingnya kita juga dibantuin sama The Babams Störn, dan pertama kali dia pegang band kaya Eyenpatna.

 

Bagaiman kalian sebagai band anyar, melihat gelombang regenerasi band seangkatan kalian atau baru setelah kalian di era saat ini, untuk ranah lokal ?

Wah parah banget sih. Kencang banget sih scene musik di kota Bandung itu. Anak-anak mudanya udah mengeksplor jauh gitu tentang berbagai band, mungkin karena ini yang diturunin sama musisi terdahulu dari kami. Bahwa band baru itu harus punya movement, dan gak pantang menyerah. Bisa terjadi dalam kondisi apapun, bisa rekaman, manggung atau apapun itu. Perkembangan band baru dikota bandung dengan band dikota lain itu banyak dan gila banget. Pas main dengan band seangkatan dengan Eyenapatna, menurut kita ini jadi amunisi untuk kota Bandung dengan banyaknya band dari segala macam genre.

 

Dari program DCDC Substereo ini. Apa harapan Eyenapatna untuk skena musik lokal tanah air ?

Kita titip pesan untuk teman-teman seperjuangan. Ayolah kita jalan bareng-bareng lagi buat acara musik, dan buat para pemilik tempat atau usaha mohon izinkan kami membuat event untuk sekedar silaturahmi. Lalu juga untuk para pemerinatah yang memiliki wewenang, tolong kami untuk semua dipermudah. Dan jika sukses, kita bukan bawa nama kota lain, tapi bawa nama kota Bandung sendiri. Sekarang acara musik dikota Bandung mulai berkembang lagi, dan semoga kedepannya terus ada acara-acara musik taraf microgigs yang sudah mati. Semoga band Bandung bisa ke ekspos hingga ke luar negeri.

 

Setelah ini, apa recana terdekat yang akan segera digarap oleh Eyenapatna ?

Mau rilis single dulu sih setelah “Upheavel” yang merupakan single pertama ktia. Perdana itu “Upheavel” dan pertama yang bakal dirilis itu judulnya “Distopya”. Semoga ditahun ini bisa ngejar album atau mini album sih, dan dirilis secara self-realesed format kepingan CD. Karena kita tahu bahwa sebuah Record Label itu menggaet band bukan sembarang mereka punya tujuan dan maksud, mereka harus melihat dulu sejauh mana perkembangan bandnya dan sejauh mana karya yang disajikan serta jam terbangnya seperti apa, ya intinya banyak kriteria yang diinginkan. Makanya kita mungkin akan rilis secara DIY dulu, tapi jika ditengah jalan ada yang nawarin untuk rilis kita gk masalah.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner