DCDC Shout Out: Kenapa Regenerasi Itu Penting?

DCDC Shout Out: Kenapa Regenerasi Itu Penting?

Apa yang ada di benak band-band Shout Out menyoal regenerasi musik independen?

Kadang kita (atau setidaknya penikmat musik) merasa bosan jika disuguhi oleh “band-band yang itu saja”. Bahkan tak bisa dipungkiri jika kesempatan untuk band-band baru ini mungkin hampir dibilang tidak terwadahi. Pada satu sisi, kita seringkali menemukan “band-band yang itu saja” menggelar konser tunggal atau menjadi headliner di berbagai festival musik. Kalau berbicara dalam perspektif ekosistem musik, tentu saja kehadiran band-band baru ini menjadi hal yang cukup penting untuk keberlangsungan dan keberlanjutan akan ekosistem kreatif, terutama dalam lingkup musik independen. Mereka diharapkan tak hanya membawa obor lanjutan, tapi juga memberikan kualitas musik yang segar, berbeda, dan inovatif.

Di tengah keterbatasan yang ada mulai dari wadah manggung, publikasi media, atau kesempatan tampil di berbagai festival, menjadi keluhan yang sering didengar oleh band-band yang notabene masih minim jam terbangnya. Saya sepakat dengan apa yang disebutkan oleh personil band hardcore asal Bekasi Humanimal bahwa sudah seharusnya band-band “senior” mulai merangkul band-band baru itu. Dan sebaliknya, band-band baru menaruh respek pada band senior itu. Dengan kata lain, sudah harus mulai terjadi transfer pengetahuan dan memberikan akses dan peluang kepada band-band yang di-cap baru itu.

Sebagai salah satu platform yang mencoba mewadahi regenerasi, DCDC Shout Out memberikan “sedikit” peluang untuk memberikan akses terhadap band agar dikenal lebih luas melalui akses terhadap informasi, media, hingga kesempatan manggung – meski kesuksesan tentu di tangan mereka sendiri. Di tengah DCDC Live Musikkita, saya mencoba untuk mewawancarai band-band Shout Out yang sore itu tampil sebagai pembuka Burgerkill. Bukan bermaksud untuk curcol, atau, eh, curhat, namun menggali informasi dan opini menyoal regenerasi musik indie. Dan setidaknya bisa memberi ruang wacana yang lebih luas agar bisa memiliki dampak positif kedepannya. Semoga.


Werewolf

Werewolf (Bandung)
Pendapat kalian tentang DCDC Musikkita ketika Werewolf dapat kesempatan untuk tampil?
Terbaik, pokoknya kami bersyukur kita bisa masuk di DCDC Musikkita secara Live. Bersyukur banget. Bisa dibilang kami lucky bastard juga. Seperti keberuntungan. Yah, keberuntungan sang berandalan lah (tertawa).

Kalian terbentuk kapan memang?
Kami terbentuk tahun 2012 di Bandung

Soal regenerasi, menurut kalian pengaruh gigs untuk regenerasi itu seperti apa?
Penting banget. Soalnya jika misalkan kita tidak beregenerasi itu kan, sebuah scene musik nggak akan jalan.

Menurut kalian, seperti apa kondisi perkembangan regenerasi untuk musik indie di Kota Bandung?
Menurut kami, sih, perkembangan bagus. Cuma kalau di Bandung sendiri kan persaingan cukup ketat. Dari minggu ke minggu itu kan banyak band baru. Kalau misalkan untuk di Bandung itu persaingan lumayan ketat, cuma untuk perizinan sebuah tempat, gigs, dan lain-lain itu emang masih susah.

Terus untuk mendorong regenerasi kira-kira apa yang diperlukan? Apakah misalnya program seperti Shout Out ini cukup relevan?
Sangat efektif dan relevan. Membuat band juga jadi produktif. Semangat kami juga membara. Sebagai mediasi buat band-band yang ingin show up.

Untuk mendorong regenerasi kan dibutuhkan karakter bermusik yang berbeda. Apa yang membedakan Werewolf dengan band-band metal lainnya?

Mungkin kegantengan (tertawa). Apa yah, ugal-ugalan mungkin. Karena kami musiknya lebih ke ugal-ugalan. Yang membedakan mungkin kami mainin genre musik yang “agak tua” (thrash metal). Dari empat tahun ke belakang Bandung kan lebih dominan metalcore atau death metal, sedangkan “metal-metal tua” kayak thrash metal yang kayak kami mainkan itu jarang. Membangkitkan kembali dengan sound yang lebih baru.


Thursday Riot

Thursday Riot (Bandung)
Bisa diceritakan terlebih dahulu Thursday Riot itu sejarahnya bagaimana?
Thursday Riot itu terbentuknya pada tahun 2008. Kami masih SMA. Kebetulan satu sekolah SMA 13 Bandung. Yah memang dari awal kebetulan sukanya musik-musik metal.

Kalau kalian mendefinisikan musik Thursday Riot itu apa?
Untuk sekarang, setelah beberapa tahun berjalan, akhirnya pola musik kami itu lebih sederhana tapi tetap full distorsi. Masih enak didengar dan nyaman ditelinga. Musiknya masih heavy metal.

Kalau influence kalian siapa?
Lebih ke Megadeth dan Metallica. Yah seperti band-band metal 1980-1990an. Kalau yang barunya mungkin seperti Killswitch Engage.

Kalian sudah rilis album atau mini album?
Kebetulan kami akan rilis album awal tahun ini. Sedang dalam proses. Hampir beres sih.

Salah satu persoalan yang cukup penting itu sebenarnya kan regenerasi band. Menurut kalian seperti apa kondisi perkembangan regenerasi untuk musik indie di Kota Bandung?
Ini pertanyaannya agak berat juga yah (tertawa). Mungkin di satu sisi, kami tidak menyalahkan pihak manapun kalau menyoal regenerasi band. Justru dari band sendiri, di mana cara mereka menunjukkan itu. Saya yakin kalau memang musiknya bisa disukai, misalnya ada pendengar satu band tertentu, nggak mungkin kan dia dengerin cuma satu band itu saja. Pasti dia juga kan dengerin band-band lain. Nah, gimana cara si band itu buat nunjukkin kualitasnya. Bukan berarti musiknya harus sama dengan band-band lain yang didengarkan oleh si fans itu.

Menurut kalian sebagai band yang relatif baru, apa sih yang dibutuhkan oleh band-band baru agar karir bermusiknya kian berkembang?
Kalau menurut saya sih wadahnya. Kalau wadah sih sudah pasti. Kalau menurut saya, kadang kami band baru kayak suka kurang dihargai oleh panitia acara. Misalnya dari waktu buat check sound atau waktu untuk check segala lain itu kadang untuk band baru nggak diberi kesempatan malah suka langsung aja main di panggung. Sehingga mempengaruhi kualitas musik karena soundnya juga jadi kurang terdengar bagus. Jadi selain mewadahi, fasilitas juga harus diberikan kesempatan yang baik. Nggak pilih kasih lah.

Selain itu apalagi yang diperlukan? Apakah harus banyak gigs?
Kalau gigs emang sangat berpengaruh yah. Lebih diseringin lagi sih gigs-gigs di Kota Bandung.

Harapan kalian terkait regenerasi band di Kota Bandung?
Harapannya agar panitia acara tidak terpusat ke beberapa band saja sih. Kasih kesempatan buat band lain untuk main. Bisa dibilang band indie itu kan, memang sih terlihat dagang, tapi kan persaingan pasar itu beda. Jangan sampai musik di Bandung itu persaingannya kayak perusahaan sehingga terjadi saling sikut. Harus saling support.


Humanimal

Humanimal (Bekasi)
Bisa diceritakan sejarah Humanimal terbentuk sejak kapan?
Terbentuknya Humanimal itu tepatnya tanggal 1 Agustus 2016. Kami masih belia. Jadi awalnya itu, kami punya band sebelum ini. Meneruskan misi kami yang tertunda di band sebelumnya (tertawa)

Apa tuh misinya?
Kami pengen sukses bareng-bareng dengan band ini.

Tapi sebelumnya sudah mainin musik keras?
Yah sebelumnya kami juga maen di hardcore. Akan tetapi di Humanimal ini kami ingin mengeksplorasi musik hardcore yang lebih berbeda unsur-unsurnya.

Situasi di scene independen yang layak untuk diperbincangkan kan mengenai regenerasi. Menurut kalian apa sih yang paling penting agar regenerasi band-band baru itu muncul dan kian berkembang?
Okey, buat band-band baru yang terus berkembang dan bermunculan, tetap solid dan jaga silaturahmi. Tetap jaga kontak. Tetap nongkrong. Kalau kami sih gitu. Suka nongkrong. Yah ada namanya Jum’at Proyek, setiap hari Jum’at itu kami nongkrong entah itu latihan atau hanya ngumpul-ngumpul, ngobrol-ngobrol visi band. Pokoknya setiap Jum’at kami harus ngumpul. Itu cara kami agar harmonis.

Kunci agar terjadi regenerasi itu kira-kira apa yang dibutuhkan?
Buat regenerasi harus tetap ada band kayak kami begini (tertawa). Kalau regenerasi buat si Humanimal sendiri sebagai mata rantai. Di mana penerus untuk setiap band sebelumnya, menjadi trigger untuk band berikutnya. Yang belom mau maju, ketika ngelihat trigger band yang sudah maju, menjadi mau maju. Menjadi trigger band-band berikutnya.

Apa yang kalian rasakan agar band-band baru itu bisa berkembang?
Kalau band-band baru yang kurang ke-ekspose atau yang kami lihat dari daerah kami sendiri, dari Bekasi itu, kami nggak ada wadah untuk mengapresiasikan musik kami. Betul-betul nggak ada, seandainya ada juga kami colong-colongan bikin acara. Beda sama di Bandung. Selama kami ini ngeband, acuannya tetap ke Bandung sih. Bandung keren, asli.

Apa harapan kalian terkait regenerasi band independen?
Harapannya buat kami sih, untuk biar tetap ada terus band-band dan beregenerasi, band-band senior merangkul band-band junior, yang junior tetap respek pada band senior.


Plasmoptysis

Plasmoptysis (Bandung)
Bisa diceritakan sejarah band Plasmoptysis ini?
Kami berawal dari band sekolah di SMP, terus SMA, terus berlanjut ke kuliah. Jadi mungkin lebih dari 12 tahun bersama. Kalau Plasmoptysis sendiri berdiri sejak November 2006.

Yang banyak dibicarakan di Bandung kan soal regenerasi. Menurut kalian bagaimana kondisi regenerasi, atau kondisi band baru di Kota Bandung sekarang ini?
Menurut kami sih cepat. Banyak generasi muda yang keluar dan berhenti. Yah mungkin karena persaingan. Tapi yah kalau, buat beberapa band yang bisa bertahan karena mereka memiliki ideologi/idealisme. Karena mereka nggak sekedar mencari uang. Mereka membuat musik dari hati mereka, dan jadi mungkin seperti kami, walaupun nggak ada gigs yang kami mainkan, tapi karena kami cinta dan hobi kami terus memainkan musik seperti ini. Karena mungkin ada buat sebagian orang musik itu sekedar “fashion”, tapi menurut kami enggak.

Terus apa yang membuat regenerasi band di Bandung itu kurang berkembang?
Karena di kami itu terlalu latah. Yang satu bagus, semua mengikuti. Jadi mungkin mereka bosan atau apa, maka dari situ kurang berkembang. Alangkah lebih baik lagi jika suatu band itu punya ciri khas masing-masing.

Seberapa besar pengaruh gigs pada regenerasi band di Kota Bandung?
Cukup lumayan. Udah gitu aja.

Apa harapan kalian terhadap regenerasi musik independen?
Terus berkembang dan jadi diri sendiri. Apapun yang sedang tren, tetap jadi diri sendiri dan jangan terpengaruh, jangan latah. Karena melihat suatu band yang bagus, maka terus ngikutin band itu. Jadi lebih baik jadi diri sendiri dan cintai musik yang kamu bikin.


Colours and Carousel

Colours and Carousels (Bandung)
Bisa diceritakan terlebih dahulu sejarah terbentuknya band Colours and Carousels ini?
Kami terbentuk sebetulnya sudah sejak 2010. Jadi kebetulan kami itu masih satu daerah. Terus pada 2011, kami komitmen untuk ganti nama, kebetulan kami tuh namanya lagi pusing nyari, kebetulan saya waktu itu lagi maen Ragnarok Online, dan sedang bête terus dengerin lagunya Ellie Goulding dan salah satu liriknya itu “Colours and Carousels”. Iya itu juga, karena kami pengen nyari filosofi yang bagus untuk sebuah band. Kami ngambil dari “colours” yang artinya “warna-warna” dan “carousels” itu “komidi putar”, bahwa filosofi dari kami itu bahwa hidup itu berwarna, tidak selalu hitam putih, dan berputar-putar seperti carousel.

Bisa diceritakan referensi bermusik kalian?
Mungkin seperti Architects dan While She Sleeps

Kalian mendefinisikan musik kalian apa?
Yah balik lagi ke filosofi warna itu jadi kira-kira kami nggak nunjuin atau matok ke satu poin. Kami eksplore terus aja dari keempat otak personil itu jadi warna yang enak. Kebetulan kami juga di lagu kemarin yang “Whistle Blower”, kami sempat eksperimen ngisi part rap awalnya kami cuma bercanda-canda pas lagi bikin lagu itu. Kenapa enggak ngisi unsur rap biar ada hal baru di lagu kami. Ternyata respons dari yang sudah dengar banyak yang suka. 

Menurut kalian regenerasi band di Bandung itu sendiri seperti apa?
Kalau yang saya lihat untuk band-bandnya sendiri banyak yang sudah bermunculan. Sekarang kan yang sedang ramai itu kan musik deathcore terus kayak metalcore juga lagi banyak. Cuma yang disayangkan untuk di Bandung ini beda scene metalcore sama deathcore pada tahun 2011 sampai 2013 gigs itu banyak sekali. Cuma sekarang gigs yang dibikin oleh komunitas-komunitas itu sudah semakin berkurang. Wadah untuk band-band baru itu bisa dibilang minim. Cuma saya sangat mengapresiasi dengan adanya DCDC ini jadi band-band baru bisa mensubmit lagu-lagu mereka dan bisa mengembangkannya untuk ranah yang lebih luas.

Apa yang perlu didorong agar band-band baru ini bisa berkembang lebih luas?
Passion, fokus sih yang paling penting. Kebanyakan band sekarang tuh kan sambil kuliah dan kerja dan fokus itu penting.

Seberapa besar memang pengaruh gigs untuk regenerasi band independen itu?
Pengaruh gigs itu sangat besar apalagi untuk band-band yang ingin bisa menaikkan nama mereka, dengan adanya gigs mereka lebih mudah memperkenalkan band mereka. Apalagi di samping gigs kan ada media seperti Soundcloud dan Youtube. Terus juga ada media-media lain, termasuk DCDC sendiri.

Apa harapan kalian terkait regenerasi musik independen di Kota Bandung?
Semakin banyak lagi dan semakin mengeksplorasi musik-musik yang dibilang unik. Apalagi Bandung kan dikenal sebagai kota musik yang melahirkan band-band terkenal seperti Burgerkill.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner