DCDC Musikkita Live Episode: Aksi Perdana Burgerkill pada 2017

DCDC Musikkita Live Episode: Aksi Perdana Burgerkill pada 2017

Mulai dari aksi ganas band-band Shout Out hingga keliaran Burgerkill yang menggila kepada para Begundal

Sabtu, 21 Januari 2017 menjadi waktu yang sangat spesial. Secara eksklusif, Burgerkill menjajal panggung perdana mereka di tahun 2017 dalam gelaran yang juga perdana, yaitu DCDC Musikkita Live Episode. Acara ini merupakan hasil kolaborasi dari DCDC dan Global TV yang ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 23.00 WIB dan menampilkan band-band indie berkualitas tiap pekannya. Pada episode ini, DCDC Musikkita menggelar acara spesial dengan konsep yang berbeda dari biasanya. Tidak di dalam studio, acara ini justru digelar dengan berupa konser secara live dan diadakan di Gudang Persediaan PT. KAI, Bandung. Burgerkill, sebagai salah satu band berbahaya sekaligus punggawa metal di Kota Bandung diberi kehormatan untuk menjajah panggung DCDC Musikkita Live Episode. Tak hanya menghadirkan Burgerkill, beberapa band DCDC ShoutOut ikut meramaikan gelaran acara ini.

Sekitar pukul 15.30 WIB, penonton sudah mulai berdatangan dan masuk ke area Gudang Persediaan PT. KAI Bandung. Penonton menyebar secara acak, ada yang memenuhi area foodtrucks, area lounge beserta comment wall, dan ada juga yang sudah menunggu di depan panggung DCDC Shoutout. Memang, ada dua panggung yang tersedia, yaitu panggung DCDC Shoutout dan panggung untuk Burgerkill di dua posisi yang berbeda. Tetapi, karena aktivitas awal akan terpusat di panggung DCDC Shoutout, penonton mulai mengambil posisi ternyaman untuk menyaksikan band DCDC Shoutout sejak sore hari, meski memang belum dalam kuantitas yang banyak.

Mengawali rangkaian acara, band metalcore yaitu Colours and Carousels mulai menghangatkan acara sore itu. Empat orang lelaki menjajal panggung DCDC Shoutout dengan membawakan sekitar tiga sampai empat buah lagu. Menyusul, giliran Thursdayriot yang juga beraliran metal menggeber panggung. Band yang sudah terbentuk sejak tahun 2008 dan melibatkan lima kepala di dalamnya tersebut semakin menambah antusiasme penonton. Hingga saat itu, penonton sudah semakin bertambah, dan kegiatan headbang sudah mulai terlihat, meski masih belum banyak orang saat itu.

Terlihat di sisi lain area, DCDC Musikkita kedatangan banyak musisi-musisi berkualitas, diantaranya Ink Mary (Rosemary) dan Abah Andris (ex- drummer Burgerkill) yang hadir sejak sore hari dan berbincang santai bersama teman-teman. Kawan-kawan dari Bikers Broterhood pun terlihat ikut datang dan meramaikan acara DCDC Musikkita Live Episode.

Setelah Thursdayriot selesai unjuk kemampuan, giliran Werewolf yang mengubrak-abrik panggung DCDC Shoutout. Musik cepat beraliran thrash metal diperdengarkan oleh lima pemuda sangar di atas panggung. Selesai kawanan manusia serigala, kali ini satu-satunya band dari luar Kota Bandung menggeber panggung. Mereka adalah Humanimal, band hardcore asal Bekasi. Di waktu-waktu ini, penonton sudah semakin padat, dan area moshpit mulai aktif. Terlihat beberapa pemuda melakukan kegiatan moshing meski belum dengan tenaga penuh. Seusai band DCDC Shoutout ke-empat, Plasmoptysis menutup daftar DCDC Shoutout dengan musik death metal garang yang mereka lantunkan. Kembali, aktivitas moshing kembali terlihat dan penonton semakin memadati arena.

Lima band DCDC Shoutout sudah selesai mempertontonkan kemampuan mereka. Secara signifikan, penonton yang hadir bertambah dan mereka langsung memusat ke depan panggung DCDC Shoutout. Meski begitu, area comment wall dan lounge pun tetap diramaikan oleh teman-teman yang berfoto ria, menulis komentar atau cerita, dan bermain darts. Selain itu, acara ini juga mengadakan costume challenge dimana penonton yang datang dengan kostum terunik dan tidak biasa berhak mendapatkan exclusive merchandise berupa kaus DCDC Musikkita yang sudah ditandatangani personil Burgerkill. Beberapa kali terlihat para pemenang costume challenge berfoto di area lounge sambil memamerkan hadiah yang diberikan khusus bagi mereka yang hadir dengan kreasi dan percaya diri.

Kembali ke panggung, kali ini giliran band hardcore asal Kota Kembang yaitu Taring yang menutup sesi di panggung DCDC Shoutout. Serentak, teman-teman Kausa Tajam memadati area depan panggung dan tanpa basa-basi mengekspresikan keliaran mereka. Bersama Taring, mereka meluapkan antusiasme mereka dengan berteriak bersama, moshing, bahkan stage diving. Tak hanya lelaki, perempuan pun terlihat ikut meriuhkan suasana moshpit saat itu, dan terbukti bahwa saat itu keadaan kondusif dan saling support. Ditutup dengan lagu andalan mereka yaitu “Nazar Palagan”, Taring sukses memanaskan petang hari tersebut dan membuat penonton bermandikan keringat.

Saat itu, lebih kurang sudah menuju pukul 18.30 WIB. Setelah break maghrib, tanpa lelah Gebeg menjamah area lounge untuk coaching clinic dan ngobrol-ngobrol santai. Hujan mulai turun, sehingga lounge semakin ramai dan padat. Fadly pun hadir disitu untuk membawakan jingle “Djarum Coklat” secara akustik. Tak lama setelah itu, personil Burgerkill turut hadir dan bincang santai disana. Rangkaian acara ini tak lain untuk menyambut gelaran utama yang sudah ditunggu-tunggu sejak awal, yaitu perform dari Burgerkill. Akhirnya, MC secara resmi mengarahkan penonton untuk menuju ke depan area panggung Burgerkill dan bersiap meliar untuk acara utama malam itu.

Meskipun hujan sudah turun lumayan deras, Begundal tetap tegap menunggu Burgerkill untuk segera memulai perform mereka. Diawali dengan video dari Burgerkill, akhirnya Vicky, Ebenz, Agung, Ramdan, dan Putra langsung merangsek masuk ke tengah panggung dan menggeber “Under the Scars” di awal pertunjukkan. Tak ayal, penonton dengan sigap dan semangat langsung meriuhkan arena moshpit dengan saling beradu dan berteriak lantang mengucap kata demi kata yang digemuruhkan dalam lagu yang terdapat di album Venomous tersebut.

Secara bergiliran, Burgerkill membawakan lagu-lagu bahkan dari album-album terdahulu. “Shadow of Sorrow” dari Beyond Coma and Despair menjadi salah satu lagu andalan dengan teriakan penonton yang paling banyak. Bahkan, single terbaru yaitu “Undefeated” yang nantinya akan disertakan pada album yang sedang dalam penggarapan pun berhasil dilantangkan dengan sangat garang. Hujan yang mengguyur tanpa henti tak menyurutkan semangat dan antusiasme para Begundal yang berdansa liar di tengah-tengah arena. Saya sempat mendapati beberapa Begundal dengan tato Burgerkill di dadanya, bahkan logo skull gun di lehernya. Seperti memiliki loyalitas tak berbatas, mereka sangat pantas diapresiasi.

 

Tak tertinggal, “Penjara Batin” sebagai salah satu hits paling mengerikan dari Berkarat pun dibawakan oleh band yang berumur 21 tahun ini. Beberapa lagu selanjutnya dibawakan hingga akhirnya naiklah Fadly (Musikimia) untuk berduet kembali bersama Burgerkill untuk membawakan “Tiga Titik Hitam”. Bulu kuduk saya berdiri selama lagu tersebut dibawakan. Entah mengapa, atmosfir malam itu tiba-tiba berubah dan saya rasa semua yang ada di tempat itu dapat merasakan aura kelam, sedih, dan haru yang sentak terasa sangat kentara. Satu hal yang pasti, lagu ini seringkali didedikasikan untuk mendiang Ivan “Scumbag” Firmansyah, dan malam itu menjadi satu malam lainnya di mana seluruh tubuh yang berdiri disana mengingat beliau dan terjebak haru. Terutama, Fadly benar-benar mengisi vokal dengan sangat indah dan menyentuh. Lagu ini benar-benar dikemas menjadi “Tiga Titik Hitam” dengan satu paket lengkap, beserta segala macam unsur yang mengikuti di belakangnya.

Setelah haru biru menguasai teritori Gudang Persediaan PT. KAI malam itu, keberingasan penonton kembali dipacu. Lagu milik Iwan Fals berjudul “Air Mata Api” yang dibawakan dengan versi Burgerkill digeber dan kembali memanaskan suasana malam itu. Akhirnya, Burgerkill menutup DCDC Musikkita Live Episode dengan dibawakannya “Atur Aku”. Meskipun penonton berteriak untuk meminta encore, tetapi tetap lagu tersebut menjadi final dan selesailah acara malam itu pada pukul lebih kurang 22.00 WIB. Meski sudah lagi tidak dalam keadaan bersih dan kering, para Begundal terlihat sangat puas. Bagaimana tidak, dengan tiket seharga Rp. 20.000,- mereka sudah bisa menyaksikan band-band dengan kemampuan luar biasa dalam satu sajian eksklusif. Meskipun memang, dengan tiket yang relatif murah terkadang mempermudah oknum-oknum yang berniat melakukan tindak kriminal untuk masuk dalam area, tetapi suatu gigs dilaksanakan dengan harga tiket yang sesuai kantong anak muda sudah jarang ditemukan dan ini menjadi salah satu pengobat rasa rindu akan gigs terdahulu.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner