Besi BeRantai Tenggarong

Ide untuk membuat sebuah band beraliran stoner dengan sentuhan seattle sound sebenarnya sudah lama ada namun pembicaraan lebih serius baru bisa terealisasi ketika Akbar Haka (vokalis KAPITAL), Dave Haka (Gitaris/Vokalis BIANG KEROCK), dan Nala Arung (vokalis THE PANTJARAN NAFSOE) tengah berada di Kota Makassar. Ketika itu, mereka sedang mendampingi KAPITAL yang menggelar show di event “Rock In Celebes”, Desember 2013.

Akbar, Dave, dan Nala sepakat untuk menggiatkan kembali warna nuansa grunge ditengah kepungan genre metal/rock yang luar biasa mewabah di Tanah Air beberapa tahun terakhir. Di Makassar inilah ide dasar RANTAI dicetuskan. Sepulang dari kota Daeng tersebut, gagasan mendirikan RANTAI dipresentasikan Akbar selaku owner Distorsi Rock kepada jajaran manajemennya di kota Tenggarong. Gagasan ini mendapat respon sangat baik yang lantas kemudian direalisasikan dengan membentuk personil. Dave Haka lantas dipercaya untuk merekrut personil. Ia kemudian menawarkan posisi vokalis kepada Nala dan posisi drummer kepada Akbar Haka yang jauh sebelum menjadi vokalis KAPITAL memang berposisi sebagai drummer di sebuah band lain. Dave yang biasanya bermain gitar didaulat untuk menjadi bassist. Posisi gitaris adalah posisi terakhir yang terisi di RANTAI. Gitaris KAPITAL Dhani Arinda menjadi orang yang mengisi sektor ini. Jadilah RANTAI dalam formasi empat personil.

Tidak mau membuang waktu, Akbar Haka yang kemudian dipercaya menjadi music director langsung menjadwalkan RANTAI untuk merekam lagu. Kerja gila-gilaan ini berhasil menyelesaikan sebuah mini album dalam waktu hanya kurang lebih empat minggu. Seluruh personil kemudian sepakat untuk menamai mini album ini dengan “Hilang Rimba Hilang”. Hal ini disebabkan hampir seluruh materi lagu dalam mini album RANTAI bertemakan kerusakan alam yang memang menjadi isu besar di Kalimantan Timur. Mini album RANTAI “Hilang Rimba Hilang” diproduksi oleh Distorsi Record dan direkam di studio Distorsi Rockaholic Company. Salam Rimba-Rantai Rock!