Beginilah Awal Mula Musik Independen di Surabaya Menurut Kecenk ‘Fraud’

Beginilah Awal Mula Musik Independen di Surabaya Menurut Kecenk ‘Fraud’

Pergerakan musik independen Surabaya mulai terlihat di era 90’an yang diprakarsai oleh grup bergenre ekstrim.

Fraud adalah sebuah proyek musik yang dipunggawai oleh Kecenk. Grup musik yang memainkan musik cukup menghentak bernama itu beranggotakan Bayu (vokal), Kecenk (gitar), Soulamb (bass), dan Elelways (drum). Mereka telah menelurkan dua buah album penuh, yaitu No Fans Just Friend (2014/Family Records) dan Movement Before Mouthment (2015/Grounderz Records) yang dirilis pada perhelatan Brotherground pada tahun yang sama dengan album tersebut dirilis.

Kecenk selaku frontman mengatakan bahwa telah membentuk sebuah label rekaman yang telah memasuki tahun ketiga, bernama Gounderz Records. “Yang sudah kita kontribusikan mungkin salah satunya bikin tur dengan band Surabaya lainnya. Kita bikin label untuk rilis band-band Surabaya dan gigs sampai festival musik juga. Rilisan pertama pastinya Fraud, rilisan berikutnya ada Wolf Feet, Pollar33 & Flowdown.”

Kota Pahlawan tersebut menjadi saksi bisu atas kemunculan Fraud dan pergerakannya di ranah musik independen sejak tahun 90’an silam. Aktivitas tersebut diawali oleh band-band cadas, hingga berkembang dan merajai genre musik lainnya sampai saat ini. Dalam sudut pandangannya, Kecenk meyakinkan bahwa Kota Surabaya untuk perihal musik ini telah dikenal sebagai barometer musik Rock di akhir 80-90’an, yang setelahnya banyak bermunculan beberapa band-band lebih cadas dari sebelumnya. Hal ini tampaknya pun akan terus berkembang selagi ada yang memainkannya. Terlebih lagi, untuk saat ini berbagai sarana dan media telah cukup memfasilitasi dan mendukung sebuah karya musik, dibarengi segudang referensi yang seakan tiada habisnya.

 

Bagaimana pergerakan skena indie di Surabaya pada awal kemunculannya sampai sekarang?

Awalnya dari tahun '90an. Band-band ekstrim seperti Slowdeath, Gergaji, Brutaltorture, Wafat, The Sinners, Devadata, Dry, Venduzor, dan lain-lain. Memulai waktu itu dengan minimnya gigs, sampai akhirnya gigs musik ekstrim mulai berkembang di era "Cak Durasim”.

 

Apakah genre musik cadas mendominasi awal kebangkitan skena indie di Surabaya?

Ya, benar. Di akhir tahun '80 sampai awal '90an, Surabaya memang terkenal dengan sebutan kota barometer musik Rock. Setelah itu, banyak band-band baru yang memainkan musik lebih keras lagi dari (perkembangan) musik Rock, seperti Thrash Metal, Punk Rock, Hardcore, Death Metal, dan lain-lain”.

 

Lalu bagaimana nasib musisi indie lain? katakanlah proyek musik bergenre folk atau lain sebagainya.

Musik bergenre lain seperti Folk, Pop, Ska, dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Mulai banyak gigs kecil sampai acara besar dan (akhirnya) melahirkan band-band baru dari lima tahun ke belakang, setahu saya. Banyak juga tempat-tempat tongkrongan yang ditongkrongin teman-teman dari genre Pop - Ekstrim. Mereka juga sering bekerja sama dalam hal media, event, juga industri lokal lainnya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner