Beberapa Ciri Khas Musisi Indie Lokal Di Panggung

Beberapa Ciri Khas Musisi Indie Lokal Di Panggung

“Tujuan ciri khas dihadirkan adalah untuk dapat lebih mudah diingat dan terkesan lebih unik”

Dalam bermusik, konsep menjadi sebuah hal utama untuk membuat sebuah keunikan didalamnya. Konsep dalam bermusik, pada nyatanya cenderung lebih mengarah kepada bahasan dalam sebuah materi yang menyangkut dengan musik itu sendiri yang meliputi dari segi lirik, elemen musik, genre dan lain sebagainya. Namun, hal itu saja tak cukup untuk membuat sebuah ciri khas dihadapan para penikmat musik terutama dalam sebuah band, seperti menggunakan nama untuk band juga dapat dikatakan sebuah identitas agar dapat lebih mudah diingat, penggunaan nama band yang sesuai dengan identitas tersebut semakin ditonjolkan melalui dari performa diatas panggung, serta penampilannya. Penampilan yang berciri khas juga dapat dijadikan sebuah identitas untuk dapat dikenal lebih luas, seperti beberapa musisi lokal yang mengidentikkan dirinya lewat cara berpakaian diatas panggung berikut ini :

Iga Massardi (Barasuara)
Salah satu vokalis band asal Jakarta Barasuara bernamakan Iga Massardi, merupakan salah seorang  yang kini sudah melejit namanya dikancah musik nasional bersama dengan grup musiknya. Iga Massardi yang juga salah seorang anak dari sastrawan Yudhistira ANM Massardi ini, selalu menampilkan performa yang memukau ketika saat berada di atas panggung bersama Barasuara, dengan ciri khasnya menggunakan kemeja batik yang juga merupakan salah satu unsur tradisional di Indonesia. Entah alasan apa Iga memilih batik dalam performanya di atas panggung, namun hal inilah yang menjadi ciri khasnya bagi penikmat musik di tanah air. Selain kini bermusik dengan Barasuara, Iga juga dulu sempat bergabung dengan Tika And The Dissidents, The Trees And The Wild, dan Soulvibe. Penampilan Iga dengan penuh emosi saat ia manggung menggunakan kemeja batik sehingga terlihat lebih eksotis serta ditemani gitar berjenis serupa yang kerap dipakai oleh Kurt Cobain semakin membuat terpana hati para  penggemarnya.

Arian 13 (Seringai)
Cucu dari salah seorang maestro seniman lukis di Indonesia, Arian Arifin, ini dikenal sebagai sosok dibalik “serigala buas” asal Jakarta yang kini tetap “liar” dalam sebuah kawanan bernama Seringai. Vokalis bertato ini memiliki ciri khas menggunakan ikat kepala (headband). Sebelum bersama Seringai, Arian sempat bermusik dengan Puppen, dan Arian telah memakai headband bersama band terdahulunya tersebut. Kini seiring perjalanan bermusiknya Arian semakin dikenal dengan sosok pria yang menggunakan headband dalam setiap aksi panggungnya. Bersama dengan Seringai, Arian banyak bercerita mengenai berbagai cermin kehidupan di Indonesia, terutama kota Jakarta, lewat materi Seringai yang terangkum dalam album-album High Octane Rock, Serigala Militia, dan Taring.

Man (Jasad)
Berteriak penuh layaknya suara penyayatan melalui Jasad, yang merupakan salah satu kuartet unit technical brutal death metal, nama yang kerap dipanggil Man adalah orang dibalik semuanya. Man yang memiliki nama asli Mohammad Rohman juga memiliki ciri khas dalam aksi panggung Jasad pada setiap performanya, dengan menggunakan tradisi sunda yaitu Iket Sunda. Jika ditelisik, sebenarnya Man sangat dekat dengan tradisi yang ada dalam budaya sunda dan ingin menampilkannya lewat Jasad yang bertujuan ingin memberitahukan pada orang banyak khususnya warga Indonesia, akan cinta budi luhur tradisinya dan walau zaman kini telah banyak teknologi canggih jangan sampai termakan oleh hal tersebut. Selain menggunakan Iket Sunda, Man juga kerap menggunakan jaket jenis parka bermotif loreng layaknya tentara, hal ini menggambarkan sosok Man yang merupakan vokalis band metal serta rambut gondrongnya yang terhelai panjang bergelombang.

Farri (The Sigit)
Melengking bersama alunan gitarnya, Farri Icksan Wibisana yang merupakan salah seorang gitaris dari band garage rock bernamakan The Sigit memilih Wide Flat Brim sebagai identitasnya diatas panggung. Wide Flat Brim adalah sebuah aksesoris perpaduan antara fedora bertepian lebar dan topi western country yang sempat juga dipakai oleh beberapa musisi internasional seperti salah satunya Jimi Hendrix. Penampilan Farri memakai topi hitam bertepi lebar tesebut telah sejak lama, dan melekat erat dengan dirinya yang sama juga halnya dengan sosok pria bertopi panjang dalam album Detourn nya The Sigit. Kini pria bergitar tersebut, tak hanya menggunakan gitar sebagai temannya diatas panggung melainkan juga ditemani oleh beberapa kawanan synthsizer.

Johnny Iskandar (OM PMR)
Penyanyi lawas berbadan gempal, layaknya om-om nakal bernamakan Johnny Iskandar yang merupakan salah seorang penggagas dibalik grup musik orkes dangdut, Om PMR (Orkes Moral Pengantar Minum Racun) ini juga memiliki ciri khas yaitu berupa kacamata bertalinya. Salah satu sandang  aksesoris khas dari Johnny berupa kacamata bertali tersebut, mungkin lebih dekat dengan sosok manusia yang telah lanjut usia (lansia) dalam penggunaannya, namun inilah yang selalu ditonjolkan oleh Johnny dalam aksinya diatas panggung. Selain menggunakan kacamata bertali, Johnny juga kerap membuat senang para penikmat musiknya melalui berbagai guyonan segar untuk memikat dan menghibur hati para pendengarnya, hal ini juga merupakan salah satu konsep yang diusung oleh Om PMR dalam bermusik, selain dibalik namanya yang terkesan konyol juga tingkah laku para personilnya saat di atas panggung.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner