Band Berisik Dari” Kebun Binatang”

Band Berisik Dari” Kebun Binatang”

Band ini, bila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti kebun binatang. Ya, Zoo adalah band rock eskperimental/post punk/math yang mencampurkanya dengan unsur-unsur etnik, tribal, dan psychedelia, sehingga menghasilkan suara musik liar, dimana di sana tiada sistem dan aturan yang mutlak.

Musik yang diusung Zoo terbilang cepat, gahar, dan berisik. Di setiap track lagu-lagunya durasinya berkisaran 0,38 detik sampai 4 menit. Raungan, serapahan, racauan dari sang vokalis, dicampur dengan ketukan drum naik turun, betotan bass yang menggila, sesekali terdengar alat musik tradisional, memicu komposisi musik noise namun mengagumkan.

Band ini cukup fenomenal, dimana Zoo begitu konseptual yang tiap merilis albumnya menghadirkan kejutan yang berujung decak kagum. Album Trilogi Peradaban, mereka buat paket boxset ekskluif dari kayu, sedangkan untuk album Prasasti, Zoo mengemas albumnya tersebut dalam kotak yang terbuat dari batu granit seberat 1,7 kg. Zoo juga pernah merilis film dokumenter Tetenger di tahun 2013, yang isinya mengisahkan perjalanan tour mereka ke berbagai daerah Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Zoo merupakan band indie berasal dari kota pendidikan Jogjakarta. Band yang berpersonilkan Rully Shabara (vokal), Bhakti Prasetyo (bass), Ramberto Aguzalie (drum), Dimas Budi Satya (drum) ini, dikenal peduli terhadap penggunaan bahasa daerah. Lirik-liriknya yang mengumandangkan akan peradapan manusia yang dirasa kini sudah terpenjara oleh modernisasi, Zoo tampil dengan bahasa etnik di Indonesia, bahkan mereka membuat huruf tersendiri yang bernama Zugrafi.

Inilah Zoo, sekelompok orang yang menggeliat menggila memainkan alat musik melawan peradapan modernisasi, seraya menyebarkan bahasa leluhur dengan penyampaian yang tak kaku.

Sumber foto istimewa

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner