Analog vs Digital, yang Mana yang Berkuasa?

Analog vs Digital, yang Mana yang Berkuasa?

Dewasa ini banyak cara untuk menikmati musik. Lalu, hal tersebut menimbulkan pertanyaan tersendiri tentang mana yang lebih baik. Secara garis besar menikmati musik dibagi ke dalam dua jenis, yaitu analog dan digital. Sejauh ini kita mengenal berbagai format musik seperti piringan hitam, kaset, cakram padat (CD), hingga bentuk digital seperti MP3, WAV, FLAC, dan ragam format lainnya seperti melalui aplikasi digital.

Robert Hadley, seorang teknisi audio sekaligus produser rekaman mencoba menjawab pertanyaan tentang kualitas suara mana yang terbaik dari sekian format musik yang ada. Menurut Hadley, dalam menyikapi format musik tidak bisa lepas dari sejarah teknologi rekaman.

Era analog yang meliputi format piringan hitam, 8-track, dan kaset memiliki persoalan tersendiri, yaitu suara desis yang dihasilkan. Ini disebabkan kecepatan pita yang lambat dan lebar pita yang kecil. Dalam hal ini, piringan hitam adalah format analog paling sempurna dari segi suara jika dibandingkan kaset dan 8-track.

Perubahan besar terjadi pada masa CD. Kehadiran CD membuat kaset dan piringan hitam mendadak jadi kuno. CD menyelamatkan kita semua dari suara-suara desis yang tidak diinginkan.

Kehadiran CD tidak lantas menyelesaikan persoalan. Meski format CD hadir, beberapa perusahaan rekaman masih menggunakan peralatan analog. Hal ini membuat kualitas audio dari CD kurang maksimal. Tentu hal ini terjadi di awal keberadaan CD.

Hadley yang pernah diganjar penghargaan Grammy Awards juga menegaskan bahwa peran teknisi audio sangat penting dalam proses konversi dari bentuk mentah rekaman ke dalam format umum seperti piringan hitam atau CD. 

"Hari ini ada 4 cara umum dalam mendengarkan musik, melalui piringan hitam, kompresi digital (mp3, aac, FLAC), audio digital dengan resolusi tinggi (wav, aiff), dan CD. Pertanyaannya adalah mana kualitas suara yang paling nyata sesuai suara asli, itu tergantung bagaimana cara mixing dan mastering," ujar Hadley

Lebih lanjut Hadley menuturkan bahwa teknisi audio mendegradasi kualitas suara pada format digital. Hal ini dilakukan untuk menjaga ukuran file tetap terjangkau dan tidak menghabiskan kapasitas penyimpanan digital. Proses ini memaksa para teknisi audio harus menurunkan kualitas suara. Semakin kecil file audio, semakin banyak bagian dari suara yang dikompresi. Kualitas audio yang telah dikompresi menurut Hadley setara dengan kualitas suara dari kaset moderen.

Melihat persoalan di atas, maka CD berada di atas angin. Kualitas audio dari CD lebih baik dari file musik digital yang terkompresi. Hadley menyebut kualitas audio dalam CD lebih "jujur" karena hampir sesuai dengan mastering yang diinginkan oleh teknisi audio.

"Saya tidak melihat CD akan hilang dalam waktu dekat. Ada banyak perangkat musik di luar sana, lebih banyak pilihan dari zaman kaset," kata Hadley

Namun, hal tersebut bukanlah hal yang mutlak, karena belakangan piringan hitam pun mulai digemari keberadaanya. Keunikan, tingkat keawetan, dan keinginan untuk menjadi kolektor musik yang digemari juga menjadi hal yang patut diperhitungkan. Nah, kamu pilih mana? Analog atau Digital?

Foto: kesekolah.com & esquire

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner