Aillis : “Sebenarnya Real Emo Itu Seperti Ini”

Aillis : “Sebenarnya Real Emo Itu Seperti Ini”

Berada dibawah bendera Benalu Records, Aillis yang kini beranggotakan Akhyar (vokal), Fikri (gitar), Yudha (bass) dan Haris (drum) membawa angin segar bagi musik Emo khususnya di kota kelahirannya Bandung dengan sudut pandang mengenai Emo yang cukup berbeda secara khalayak luas. Dalam musiknya, Aillis memadukan beberapa nuansa Emo seperti halnya grup musik American Football, Suis La Lune atau Algernon Cadwallader. Dimodali dengan musikalitas demikian, band ini sempat memeriahkan salah satu program acara dari Microgram Entertainment bertajuk Microverse #3 ‘If It Kills Me’ beberapa waktu lalu di Spasial Bandung bersama dengan grup musik emotive lokal lainnya.

BACA JUGA - Reportase : Tajuk Microverse #3 Hangatkan Kebersamaan Dalam Nuansa Musik Emotive

Sudah berapa lama sih perjalanan musik Aillis ini ?
Sampai saat ini kurang lebih kita sudah satu tahun lebih sih. Tapi untuk tahun 2017, acara Microverse #3 ‘If It Kills Me’ ini adalah acara pertama bagi kita di tahun ini. Disatu sisi deg-degan udah lama nggak main lagi. Tapi kita sangat exiceted,  karena di acara itu kita bisa satu pangggung dengan band-band yang satu genre dengan kita juga.

Apa aja sih yang sudah kalian lahirkan selama bersama Aillis ?
Kemarin kita sudah kelaurin EP judulnya Believe 114 yang dirilis sama label naungan kita namanya Benalu Records. Tapi sebelum itu kita juga sempat Three Wa Split sama Eleventwelfth dan Glare yang dirilis sama Yes No Wave dari Jakarta. Lewat acara Microverse #3 ‘If It Kills Me’, akhirnya kita bisa satu panggung sama Eleventwelfth dan rasanya seru banget.

Kemarin kalian telah merilis EP Believe 114, pesan apa yang kalian tuangkan dalam EP itu ?
Ya pesannya tentang moral dan kehidupan. Karena kita ingin sampaikan pada pendengar musik kita bahwa jangan pernah menyia-nyiakan kehidupan sementara, hidup cuma sekali. Kita harap kedepannya buat band ini bisa berkembang dan mulai dinikmati sama orang-orang, sama pesan dalam liriknya bisa dicerna oleh yang mendengarkan. Sebenarnya Aillis itu kalau dilihat dari liriknya berisi hal berupa keyakinan, cuma kita menuangkannya dalam bahasa-bahasa yang sering digunakan dalam keseharian. Setelah rilis EP Believe 144 ini, kita nanti akan rilis album penuh pertama kita, tapi sebelum itu terdekat kita rilis single dulu untuk album itu yang Inysallah bulan puasa kita mulai rekaman.

Lalu bagaiman pandangan Aillis melihat ranah emotive di Kota Bandung ?
Kalau untuk emotive khususnya di Kota Bandung, sebenarnya kurang sih menurut kita. Beberapa kita juga punya kenalan band emotive di Bandung seperti Glare atau Gauth, tapi nggak untuk yang lain karena kita melihatnya genre ini juga sudah lama hiatus. Terus, untuk kedepannya kita berharap kalau kedepannya bakalan banyak gigs yang seperti Microverse #3 ‘If It Kills Me’ ini karena kita yakin kalau acara seperti ini banyak, pasti bisa jadi wadah bagi band-band yang diluar genre emotive sekalipun. Lewat acara ini menurut kita impact positifnya juga kerasa banget bahwa secara nggak langsung bisa kenalin sama orang-orang bahwa ada musik seperti ini di Kota Bandung. Kalau orang banyak beranggapan musik Emo itu hanya sebatas Screamo, sebenarnya real Emo itu seperti ini dan diliuar negeri sana sebenarnya sudah populer banget cuma kurang terekspos aja sih. Tambahan, kami juga berterimakasih banget sama Microgram Entertainment yang sudah mengapresiasi karya kita.  

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner