Afternoon Say : “Kita Akan Mengkolaborasikan Musik Post-Rock Dengan Unsur Etnik”

Afternoon Say : “Kita Akan Mengkolaborasikan Musik Post-Rock Dengan Unsur Etnik”

Kehadiran etnik yang akan dituangkan dalam albumnya nanti tidak hanya sekedar kolaborasi saja tapi juga sekaligus mengangkat sejarahnya lewat alat musik tradisional.

Menjamunya musik Post-Rock khususnya di ranah lokal saat ini memang tak mampu dihitung lagi kuantitasnya oleh kemunculan sebuah grup musik. Namun, ada beberapa perihal yang membedakannya antara satu dengan lainnya, khususnya dalam hal musikalitas yang tengah dipersiapkan oleh Afternoon Say.

Setelah melalui perjalanan cukup panjang akibat gonta-ganti personilnya, Afternoon Say kembali muncul dipermukaan industry musik Post-Rock tanah air yang tentu disokong oleh bantuan dari pihak Pstrckstr Bandung. Formasi Afternoon Say yang saat ini beranggotakan Rizal Jay (Gitar), Aduy (Drum), Ivan (Gitar), Dani Ducho (Bass) dan Reza B Frizalhan ‘kezu’ (Keyboard) telah merampungkan dua mini album utama Light Of Life (2013), Far (2014) dan split EP Far X Light Of Life (2017/Pstrckstr). Lambat laun, perjalanan grup musik Post-Rock asal Bandung yang terbentuk di tahun 2012 silam itu, kini ternyata merubah haluan dari segi musikalitasnya dengan pemasukan beberapa unsur etnik pada lagu-lagu mereka dengan menggunakan instrument musik tradisional seperti Saluang ‘Sarompak’ asal Payakumbuh, Sumatra Barat. Tak lepas setelah pemasukan instrument tersebut, mereka merencanakan untuk lebih serius dalam hal ini, yakni dengan menggunakan unsur etnik Indonesia bahkan mancanegara sekalipun untuk album pertama mereka nanti yang tengah dipersiapkan, tidak hanya sebatas kolaborasi saja melainkan mereka juga sekaligus mengangkat sejarah mengenai etnik yang diangkat itu.

 

Bagaimana sejarah awal perjalanan musik Afternoon Say ?
Sebenarnya kita dari tahun 2012 itu baru tiga personil, Rizal Jay (guitar), Dani Ducho (bass) dan Anes Bor (guitar). Karena ada kesibukan lain hal semacamnya, akhirnya Anes keluar. Terus nggak lama, ada Dudung (gitar) dan drumer pertamanya Ucing (drum). Dan Sebenarnya kita dulu itu kalau rekaman pakai sistem home recording, terus nggak lama habis itu Ucing juga keluar, dan akhirnya kita coba rekrut Aduy (drum) pengganti Ucing. Terus masuk Keju (Synth), Akhirnya kita bisa rilis EP pertama kita Light Of Life (2013) dalam bentuk digital waktu itu, berjalan waktu lagi, kita memaksakan untuk bikin lagu dan launching fisik walaupun dengan segala problema, finansial salah satunya. Akhirnya kita rilis EP kedua Far (2014), sebenarnya dua EP kita itu ada keterkaitan sih kalau mau diliat, terus nggak lama Dudung keluar lanjut sama Anes juga. Nggak lama dari situ kita vakum selama beberapa bulan, terus kita ketemu sama Ivan (gitar) akhirnya kita pengen bangkit lagi dan bikin split Ep Far X Light Of Life yang dirilis sama Pstrckstr.

Berarti cerita dalam band Afternoon Say lebih banyak gonta-ganti personil ya ?
Ya kayak gitu lah kira-kira (tertawa). Jadi kalau dihitung-hitung sudah ada tiga generasi yang pernah gabung di Afternoon Say.

Tadi sempat disinggungin EP split Far X Light Of Life, apa sih keunikan split EP itu selain menandakan kemunculan kalian kembali ?
Jadi gini, sebenarnya cerita dari EP Far dan Light Of Life itu nyambung, selain mengingatkan kita juga mau kasih tau kalau kedua EP itu saling bercerita. Kayak misalkan ada lagu di EP Far judulnya “Gloomy Rainy Day”, “Colours Of A Moment”, “Far” dan “Farewell” ingin nunjukin kalau kita masih ada. Pas waktu vakum kemarin, kita mikir gimana caranya muncul lagi dan akhirnya kita siasatin dengan peluncuran split EP itu, dank arena kebetulan juga ceritanya nyambung kita bikin split EP. Dan untuk album kita selanjutnya, kita mau gabung dengan musik etnik, tapi kita nggak mau hanya sekedar kolaborasi aja tapi kita sekaligus mengangkat sejarah dari musik etnik itu sendiri, salah satunya pakai Saluang yang udah kita lakuin. Sebenarnya Saluang yang kita pakai itu namanya jenisnya Sarompak yang berasal dari Payakumbuh,Sumatra Barat. Menurut sejarah Saluang Sarompak ini dipakai untuk ritual pemanggilan arwah. Jadi rencananya nanti kita nggak cuma mengangkat satu etnik aja, tapi beberapa etnik lainnya yang ada di Indonesia bahkan luar negeri sekalipun.

Dari kalian sebagai personil band Post-Rock, menurut kalian apa yang membedakan musikalitas Post-Rock kalian dengan band seperti kalian yang lainnya ?
Kalau menurut kita pribadi, dari segi dinamika lagu kita sangat variatif. Terus kita banyak mainin distorsi, dan overdrive-nya lebih garang cuma tetap nada minor kita utamakan juga karena memang benang merah musik Post-Rock biar sedikit membawa syahdu. Tergantung judul sih sebenarnya, setiap kali Jay ngasih lagu baru atau materi baru dia selalu bercerita dulu tentang suatu hal, terus kita sesuaian dengan tema dan karakter masing-masing. Sebenarnya setiap lagu yang kita bawain, tiap personil Afternoon Say mewakili emosinya masing-masing lewat instrument musik yang mereka mainkan. Jadi kayak misalkan di lagu “People Hate People” ya itu mewakili emosinya masing-masing keluar disitu, intinya semua emosi personil Afternoon Say keluar lah. Pas waktu di studio juga gitu, misalkan pas lagi maini satu materi lagu kita sering berantem satu sama lain, yak arena faktor ketidak-cocokan sih sebenarnya sampai harus benar-benar cocok, karena kebanyakan lagu yang kita bikin itu bikinnya waktu udah masuk studio.

Kalau boleh tau benang merah di split EP Far X Light Of Life itu apa sih ?
Gini, kaya misalkan Light Of Life itu kan sebenarnya kayak kita punya semangat. Dari kata itu kan artinya cahaya kehidupan, jadi kita ambil kesimpulan punya satu semangat. Sebenarnya semangat itu bisa merambah ke berbagai hal, misalkan kaya relationship, keluarga atau pertemanan. Dan pada dasarnya manusia nanti ketika keluar Far itu, lama-kelamaan kita akan jauh dengan seseorang baik itu dari keluarga tau teman sekalipun. Dan terakhirnya kita pasti “Farewell” gitu, sebuah perpisahan entah itu ada yang mati atau lain sebagainya. Sebenarnya di EP Far ada lagu hidden track dari kita judulnya “Polaroid” yang mewakili kita mengenang seseorang yang sudah meninggal dari foto, dan itu beda dari EP Light Of Life dan Far, lagu itu cuma mewakili aja sebenarnya.

Rencana album pertama kalian rilis kapan ?
Rencana beres Desember kita sudah rampung materi, cuma proses launchingnya mungkin tahun depan, ya awal-awal lah. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner