A Page About: Ensemble Tikoro, Kolaborasi Throat Singing dengan Seni Kontemporer

A Page About: Ensemble Tikoro, Kolaborasi Throat Singing dengan Seni Kontemporer

Mengangkat pola vokal yang dipakai dalam aliran musik metal, grup ini mengkombinasikan banyak vokal dalam satu paduan.

 

Jika biasanya sebuah paduan suara memadukan suara satu, dua, dan suara-suara selanjutnya dalam satu paduan vokal harmoni yang mudah untuk dicerna, lain halnya dengan paduan vokal pada grup yang satu ini. Adalah Ensemble Tikoro, sebuah grup paduan suara asal Bandung yang mengedepankan olahan teknik vokal yang biasa digunakan dalam aliran musik metal, terutama teknik throat singing seperti growl, guttural, scream, dan pigsqueal. Tak hanya itu, terkadang grup ini pun memasukan unsur-unsur budaya Indonesia, seperti instrumen gangsa atau ngolotrok, istilah yang ditemukan pada pewayangan.

Ensemble Tikoro lahir dari komunitas Bandung Death Metal, dengan diisi oleh musisi dan mahasiswa seni kota Bandung yang memang menyukai musik metal, peduli pada tradisi, dan kebudayaan Indonesia. Grup ini berdiri sejak pertengahan tahun 2012, atas prakarsa Robi Rusdiana. Menurut penuturannya, nama Ensemble Tikoro diambil atas perpaduan dari dua bahasa, Indonesia dan Sunda. Ensemble sendiri berarti kombinasi dari beberapa suara, baik vokal maupun alat musik, dan Tikoro adalah bahasa Sunda dari batang tenggorokan. Ensemble Tikoro mengangkat sebuah tagline, yaitu "Brutal Choir From Hell", sebagai penggambaran dari kombinasi suara yang dianggap "mengerikan".

Tujuan dari dibentuknya Ensemble Tikoro sendiri adalah mengembangkan teknik bernyanyi dengan suara leher, juga sebagai arena diskusi untuk mempelajari musik-musik kontemporer. Berangkat dari musik metal, grup ini menciptakan satu warna baru yang tidak keluar dari stereotype tentang sebuah band metal itu sendiri. Permainan vokal yang mereka alunkan juga akhirnya memunculkan suara serupa perkusi, dengan ritmik-ritmik tertentu. Mereka sudah berkolaborasi dengan sejumlah musisi tanah air, seperti Man (Jasad) dan Popo Puji (Demons Damn). Selain itu, mereka pun berkolaborasi dengan sejumlah aktor dan aktris teater, seperti Geddon Genesida, putra dari pasangan Otong (Koil) dan Uci (Kubik) dalam pertunjukan Teater Anak Raksasa, teman-teman dalam komunitas Jendela Ide, Dramaturg, Wail Irsyad, Sugiyanti Ariani, dan lain-lain.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner