3 Kemasan Menarik Rilisan Musisi Yogyakarta

3 Kemasan Menarik Rilisan Musisi Yogyakarta

Dalam sebuah album yang meliputi dari segi materi lagu, visual cover album, serta kredit kala mendapatkannya. Ternyata peran kemasan juga patut jadi pertimbangan dalam menyuguhkan pada konsumen musiknya. Seperti halnya packaging atau kemasan, yang seiring dengan perkembangan jaman turut di hadirkan oleh para musisi khususnya asal kota Yogyakarta. Selain menciptakan kesan menarik akan rilisan tersebut, beberapa aspek kemasan musik juga secara sekilas menjadi efisiensi serta diferensasi sebagai pembeda yang dihadirkan oleh 3 musisi asal kota Gudeg tersebut. Dibandingkan album yang hanya dikemas lewat jewel case atau digi pack, mereka lebih memilih packaging unik untuk mengemas musiknya

Berikut merupakan tiga packaging menarik album rilisan musisi dari Kota Yogyakarta yang berbeda dengan umumnya :

 

Zoo ‘Prasasti’

Digawangi oleh seniman eksperimental rock, Rully Shabara Herman, Bhakti Prasetyo, Dimas Budi Satya, dan Ramberto Aguzalie. Zoo pun menelurkan album bertajuk Prasasti (2012) sebagai album keduanya, yang sebelumnya mereka merilis EP Kebun Binatang (2007) dan album perdana Trilogi Peradaban (2009). Album kedua ini dirilis dalam bentuk fisik menggunakan batu Granit seberat 1.7 Kg. Dalam kemasan berbentuk kotak tersebut, berisikan CD dan lembaran daun bertuliskan lirik lagu serta kredit yang dicetak dengan teknik sablon. Album yang dirilis hanya 200 kopi hand-numbered, juga disertai dengan lempengan stainless steel bertuliskan judul album dan nama bandnya. Setelah Prasasti (2012), Zoo juga kian menelurkan album selanjutnya seperti Akustik (2013), Tetenger (2013), dan Samasthamarta (2015).

 

Frau ‘Happy Coda’

Jika Zoo menggunakan Batu Granit untuk kemasan musik eksperimentalnya, beda hal dengan sosok Frau. Wanita asal Kota Yogyakarta yang memiliki nama asli Leilani Hermiasih, ditemani dengan dentingan indah Oskar memilih kemasan layaknya bedak untuk album keduanya bertajuk Happy Coda (2014). Dalam album yang berisikan 8 lagu termasuk single “Water” ini, dikemas unik berbentuk bundar layak kemasan bedak wanita trend di tahun 80’an. Secara kesan, Frau nyatanya berhasil menyampaikan identitas tersebut terhadap penikmat musiknya. Dalam kemasan ini tedapat CD, foto, serta tandan tangan dari Oskar untuk dinikmati secara luas. Album ini juga sempat dirilis dalam format buku partitur oleh Cakrawala Records.

 

Rabu ‘Renjana’

Band duo dark folk asal kota Yogyakarta, Rabu yang kini berstatus hiatus juga merilis debut albumnya dengan cara yang unik. Kemasan debut albumnya bertajuk Renjana (2013), awalnya dirilis dalam bentuk menggunakan kemasan ‘besek’, berbahan bambu yang dirajut berbentuk kotak. Rabu menyajikan musiknya yang kelam dengan memainkan nada folk, turut disertai dengan dupa terbungkus kantong kecil, CD, kertas lirik & kredit serta lintingan batang rokok. Musik kelam nan sendu yang disajikan oleh Rabu, terdengar begitu mistis dan sangant tenang, yang seakan pendengar musiknya di bawa terbuai oleh alunan tempo musiknya. Album menggunakan kemasaan besek ini, juga merupakan hasil kerjasama yang terjalin dengan salah satu netlabel Pati Rasa Records.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner