3 Album Lokal Bersejarah Yang Berhasil Di Reissue

3 Album Lokal Bersejarah Yang Berhasil Di Reissue

Skena musik indie lokal Indonesia. Pada awal kemunculannya, merupakan sebuah gerakan dari para musisi lokal untuk dapat berkarya dalam bidang musik tanpa tekanan dari major label. Kemunculan awal dari beberapa musisi yang terangkum dalam materi albumnya, yang kini telah terhitung dasawarsa lebih. Cukup menjadi peran penting bagi beberapa musisi saat ini dalam menggarap karya musik.

Berikut merupakan 3 album yang bersejarah bagi skena musik indie lokal, yang telah menginspirasi musisi saat ini dalam bermusik :

 

Sajama Cut (Apologia dan The Osakan Journal)

Diawal kemunculan album pertama bertajuk Apologia tahun (2001) dari dedengkot Indie Rock asal Jakarta, Sajama Cut. Menjadi angin segar setelah era alternative di tahun 90’an. Dalam album pertamanya ini, Sajama Cut tampak meramu berbagai unsur musik didalamnya bernuansa gelap sebelum kemudian lebih menitikberatkan pada sentuhan musik indie-rock berbahasa Inggris pada album kedua, Osaka Journals (2005) yang menjadi signature mereka pada album-album berikutnya. Suguhan pada awalnya pun dimunculi dengan kehadiran dalam bentuk fisik berupa CD, hingga sempat format kaset, dan terbaru dirlis kembali dalam bentuk CD oleh Kebun Suara, Bogor. Menariknya, reissue dari Sajam Cut ini, langsung dirilis dua album awal sekaligus yaitu Apologia dan The Osaka Journal.

 

Komunal (Panorama)

Menggerung lewat penggalan lirik kental dalam kehidupan sehari-hari. Komunal menjadi salah satu penggerak untuk Heavy Metal di Indonesia dengan menggenggam erat pada album awal Panorama di tahun 2004 silam. Unit yang diprakarsai oleh Doddy Hamson, pasca usai dengan Ragadub, musik Komunal pada album Panorama kian mendapat respon positif dari beberapa penikmat musik cadas tanah air. Teknik vokal yang berat dibaluti dengan riff tempo cepat nan padat menjadi keunikan dalam tiap materi didalamnya. Album yang dulunya sempat dirilis dalam format kaset ini, juga akhirnya dicetak ulang dalam format kepingan CD. Sebelumnya album ini juga sempat merasakan format piringan hitam, yang dirilis oleh Sonic Funeral Records, kala perhelatan Records Store Day 2014 lalu.

 

The Sigit (Visible Idea Of Perfection)

Menginjak di tahun ke-10 pasca perilisannya bersama FFWD. Unit Hard Rock asal kota kembang Bandung, The Sigit pun mencetak ulang album pertamanya bertajuk Invisible Idea Of Perfection (2006). Dalam album ini The Sigit mencoba menawarkan musik rock n roll bernuansa hard rock seperti ala Wolfmother, Jet atau MC5. Album yang hingga kini masih mendominasi para penikmat musik juga dicetak ulang dalam format anyar berupa piringan hitam berukuran 12”, setelah format CD dan Kaset.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner